Destinasi Wisata Kota Ternate Maluku Utara

Destinasi Wisata Kota Ternate Maluku Utara

Destination Branding merupakan sebuah konsep branding yang memiliki tujuan untuk membangun atau meningkatkan kualitas dari sebuah destinasi wisata, Kota Ternate juga merupakan Kota yang memiliki potensi dalam sektor pariwisata dan saat ini sedang aktif dalam mengembangkan sektor pariwisatanya, dengan cara melakukan Destination Branding dengan tujuan untuk mewujudkan tercapainya Misi Kota Ternate. Data dikumpulkan dengan metode Observasi dan Wawancara mendalam dengan dinas pariwisata dan warga masyarakat lokal dengan kriteria yang sudah ditentukan.  

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan Destination Branding yang dinilai memiliki peran penting dalam upaya pengembangan wisata di Kota Ternate. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan kualitatif digunakan supaya mendapatkan informasi-informasi yang selengkap mungkin mengenai wisata di Kota Ternate melalui Destinaion Branding. Yang hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Wisata Kota Ternate menerapkan Destination Branding yang sudah bagus, karena pihak Dinas Pariwisata Kota Ternate sudah bagus dalam membangun Destinasi Wisata untuk bisa menjadi objek Pariwisata Nasional.

Pendahuluan

Kota Ternate adalah sebuah kota yang ada di Provinsi Maluku Utara., yang berada di bagian timur negara ini . Kota Ternate juga pernah menjadi ibu kota sementara Maluku Utara sejak 1999 sampai 2010. Pada 4 Agustus 2010, Sofifi menjadi ibu kota Maluku Utara, menggantikan Ternate yang sudah lama menjadi ibu kota. Kebanyakan orang yang berkunjung ke Ternate selalu ingin ikut wisata Ron (Bahasa setempat berarti, Mengitari) Gunung Dibutuhkan sekitar satu jam guna berkeliling pulau dengan sepeda motor, baik dengan memanfaatkan pemandu dari daerah setempat (Warga masyarakat kota Ternate) ataupun menjelajah sendiri, tidak menjadi masalah pasalnya di Ternate tidak akan pernah ada yang namanya hilang jalan, cukup mengikuti satu jalan yang ada itu maka akan keluar di satu tempat. Unik Menang sebab kota Ternate sendiri memiliki luas 111,4 kilometer persegi dan bentang jaraknya 41 kilometer. Dengan mengelilingi Ternate pengunjung akan menikmati sensasi tersendiri sebab di sisi kiri dan kanan kota Ternate akan disuguhkan hamparan Gunung dan Lautan yang melintas luas seperti menyelimuti kota maka tak ayal kota Ternate disebut sebagai Waterfront City. 

Kota Ternate sendiri adalah kota yang juga banyak di sebut sebagai kota rempah-rempah ,hal ini dapat kita ketahui pada sejarah jaman penjajahan dari mulai Portugis, Spanyol hingga Belanda yang sangat tertarik dengan kota yang penuh akan rempah-rempah 

Adapun peninggalan sejarah yang tersimpan di Kota Ternate juga tidak kalah menarik nya, terdapat benteng-benteng yang dulu nya pada jaman penjajahan di jadikan sebagai pertahanan dari serangan musuh-musuh dan juga sebagai tempat persembunyian dari musuh dan sebagai gudang penyimpanan rempah - rempah . 

Cengkeh dan Pala memang tumbuh sangat baik dan banyak di Tanah Maluku Utara,  sudah tersebar hingga Tidore dan luas wilayah maluku utara yang lainnya. 

Dikutip dari Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 16, No.2 September 2020 Natalia Rahman Damayanti mengatakan: “bila ditarik benang kebelakang keberadaan Ternate bermula dari berdirinya Kesultanan Ternate pada sekitar abad ke-13 yang menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan hingga saat ini, kesultanan Ternate berdiri dengan mendapat banyak pengaruh islam dari para pedagang Arab dan dengan mengusung pemerintahan syariat Islam yang kemudian menjadi sebuah kekuatan kerajaan besar di Timur Nusantara, bahkan daerah kekuasaan Ternate mencapai wilayah kepulauan Marshall di Filipina.” Kesultanan Ternate termasuk satu dari dari sedikit kerajaan Islam di Indonesia yang masih eksis sampai saat ini, dan termasuk satu dari dari sedikit kerajaan tersebut. Ternate dikenal sebagai kota budaya sebab masih memiliki sistem kesultanan dan sistem pemerintahan yang berlaku. Hal ini menjadikan Ternate sebagai satu dari tempat di Indonesia yang ingin dikunjungi orang dan mempelajari kondisi sosial masyarakat di sana. Juga, kota ini memiliki dua orang yang membuat keputusan dan kebijakan untuk pembangunan dan kemajuan Kota Ternate. Tidak selalu mudah dalam berjalan dengan baik. Pasalnya, pasal tersebut menyebutkan bahwasanya pemerintah Kota Ternate harus terlebih dahulu bekerja sama dengan pihak kesultanan didalam kebijakan yang memasukkan budaya, seperti pembangunan yang harus memasukkan unsur budaya, maka dari itu Dinas Pariwisata akan terus bekerjasama dengan Pemerintahan dan Pihak Kesultanan sebab kota Ternate sangat patuh aturan yang ada pada kota Ternate. 

Masyarakat pun masih mempercayai Mitos kota yang ada didalamnya, misalnya pada masjid Sultan, Terkenal sebab kesultanan yang kenyal. Hal tersebut diperkuat dengan adanya mitos larangan untuk perempuan beribadah di masjid sultan, masjid tersebut diperuntukkan hanya untuk laki-laki. sebab selain Kota Kerajaan yang masih berdiri kokoh, Ternate juga memiliki Benteng peninggalan bangsa Belanda, Portugis dan Spanyol sebab pada abad ke-15 silam Ternate juga termasuk kota jajahan guna perebutan Rempah Cengkeh dan Pala yang melimpah ruah, pada zaman perdagangan tersebut pula satu dari Sultan yang saat itu menjabat dan menyetujui segala transaksi perdagangan dengan bangsa asing Sultan Khairun Jamil dibunuh di Benteng Kastela oleh bangsa Portugis pada 28 Februari 1570, 452 tahun lalu. 

Benteng Kastela

Ternate selain kaya akan Nature dan  History, Culture nya pun sangat mencolok menurut Rustam A Gani (Dinas Pariwisata bidang adat Se Atorang Kota Ternate pada wawancara nya yang di kutip dari Cermat.com) menyatakan Kearifan Lokal (nilai, aturan) penting bagi Kesultanan Ternate, seperti halnya Pancasila penting bagi Indonesia. Ada tiga jenis Kearifan Lokal: Adat se atorang (adat bersendikan aturan), Adat se basarung (hal-hal yang berhubungan dengan kasabarung), galib se lakudi, cing se ngare, sere de duniru, baboso se rasai, car a se ngale, ,loa se bannar, duka se cinta, baso se hornat, bari (gotong royong). 

Lalu terdapat destinasi brand menurut Illianchenko (2005) Destination Branding dibagi atas tiga elemen, yakni: 

Culture yakni suatu kesatuan yang kompleks dan homogen yang meliputi pengetahuan, agama, seni, moralitas, peraturan perundang-undangan, konvensi, dan kemampuan lain yang dimiliki setiap masyarakat. Menurut Goeldner et al. (2000), pariwisata yang efektif bukan hanya tentang memiliki transportasi dan infrastruktur yang lebih baik, tetapi juga tentang melestarikan cara hidup tradisional dan memasukkan citra tertentu yang membantu pengunjung, seperti barang ataupun jasa. 

History ataupun sejarah, dengan menghasilkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pelancong, sejarah mungkin menjadi satu dari aspek yang paling menarik dan alat yang kaya (Illiachenko, 2005:6). Lokasi bersejarah, mitos, dan legenda semuanya berkontribusi pada pertemuan romantis yang menakjubkan. 

Nature ataupun Alam, Tom Power (2006) berpendapat bahwasanya alasan orang melakukan perjalanan yakni  guna menikmati keindahan alam, khususnya pegunungan dan laut. Iliachenko (2005) membedakan tiga komponen yang berbeda dari lingkungan yang dialami dan menganggap banyak tujuan sebagai Primer dan Tidak bisa diubah didalam hal fisiografi (alam dan tata letaknya), iklim (cuaca musiman, kelembaban ekstrem, kekeringan, dan angin), dan komunitas sebagai penduduk dan calon wisatawan. 

sehingga berdasarkan nilai nilai yang disebutkan diatas termasuk Kearifan lokal berfungsi sebagai pedoman tindakan masyarakat dan sebagai komponen pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengetahuan lokal. Nilai-nilai ini dipandang penting guna dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, sebab berasal dari penciptaan, pengembangan, dan pemeliharaan berbagai nilai masyarakat. Ini yakni  kompas hidup mereka (Aprianto ,2008) . Dari hal tersebut tak heran bila masyarakat masih mengagungkan hari Kamis ataupun lebih dikenal malam Jumat yang dimana di Kota Ternate sendiri akan menjadi kota yang sangat sunyi dan sepi, rangkaian aktivitas pun dibatasi, terutama pada orang dengan lanjut usia bahkan orangtua yang akan melarang anak-anak mereka keluar pada hari tersebut hingga larut malam. Mereka percaya hari tersebut termasuk hari yang kurang baik ataupun dalam bahasa setempat disebut Boboso (pamali) . 

Menurut UU RI NO. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan yakni “ada dua jenis objek wisata dan daya tarik wisata, yaitu objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berwujud keadaan alam yaitu Flora dan Fauna dan objek daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud Museum peninggalan purbakala ataupun benteng-benteng peninggalan.” Sejarah seni dan budaya, Agrowisata, wisata baru, wisata petualangan di alam, taman rekreasi, dan taman hiburan. Selain itu, Kota Ternate sudah memenuhi standar secara total dari dua titik tersebut. Saat ini, Dinas Pariwisata Kota Ternate dengan bantuan dari pemerintah daerah sedang mengembangkan infrastruktur dan memperluas kawasan wisata di berbagai tempat wisata Kota Ternate. 

Tetapi yang menjadi hambatan tersendiri saat ini kota Ternate belum dikenal khalayak sebab bentang jarak dari Ibukota Indonesia maupun dari Jakarta sangat jauh. Naik kapal memerlukan waktu 7 hari 6 Malam. Dan Pesawat dengan jarak tempuh 2 jam dan 45 menit. Maka dari itu wisatawan yang dengan niat berlibur tanpa merencanakan ingin mengunjungi kota dengan daya tarik ataupun pertimbangan khusus sangat sedikit yang memilih kota Ternate, mungkin destinasi yang lebih dekat dan terjangkau akan mereka pilih, seperti Labuan Bajo ataupun Sumba. Wilayah Timur tetapi memiliki jangkauan yang lebih mumpuni dan pemandangan yang tak kalah elok. Hal itu yang masih menjadi tugas pokok Dinas Pariwisata guna tetap mempromosikan Kota Ternate dengan infrastruktur yang ada didalamnya. Dikutip dari Meilina Abdul Halim mengenai penelitiannya yang berjudul “Studi Potensi dan prospek pengembangan pariwisata di Kota Ternate, Maluku Utara (Studi Dinas Pariwisata Kota Ternate)” dirinya menuliskan, Namun sayangnya memang masih terdapat beberapa tantangan dan permasalahan yang baru dihadapi oleh pemerintah kota Ternate yang berdampak pada pariwisata kota, Masalah-masalah ini bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori: masalah eksternal dan masalah internal. Kesulitan eksternal antara lain kesulitan ekonomi makro yang disebabkan oleh krisis multifaset yang belum mereda, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kegiatan pariwisata yang didukung pemerintah dan persaingan yang sehat antar daerah yang memiliki potensi daya tarik wisata yang sama, sedangkan kesulitan internal antara lain kurangnya fasilitas pendukung. di area objek, kurangnya promosi, dan tidak adanya garis lintang. 

Langkah-langkah yang tepat, salah satunya yakni  branding, diperlukan guna menumbuhkan citra kota yang baik. Tak mau kalah dengan daerah tetangga, Dinas Pariwisata Kota Ternate baru-baru ini meluncurkan logo dan slogan baru yang diberi nama " Ternate Kota Rempah ". Diresmikan di Depan kantor walikota Ternate, Minggu 5  Desember 2021 bertepatan dengan hari jadi Kota Ternate ke-771. Konsep Branding “Ternate Kota Rempah” berasal dari filosofi kota yang menjadi pengingat bahwasanya terbentuknya Kota Ternate akibat Rempah Rempah. 

Logo Ternate Kota Rempah
Dengan adanya logo Ternate Kota Rempah diharapkan wisatawan bahkan warga lokal saat melihat Cengkeh dan Pala bisa mengingat Ternate. sebab setiap kota memiliki ingatan tersendiri yang dimana melalui ingatan itulah wisatawan bahkan masyarakat diluar Kota Ternate bisa memiliki kemauan guna mengunjungi kota akibat rasa penasaran dan Branding akan gambaran kota yang ada pada dirinya. Dikutip dari Indotimur.com Peresmian logo Ternate Kota Rempah oleh Dinas Pariwisata sebagai perayaan Hari Jadi Kota di gelar selama 3 hari di Benteng Oranje, dimeriahkan oleh beberapa tarian khas daerah setempat, diisi dengan acara musik oleh masyarakat lokal, serta penjualan makanan sebagai upaya meningkatkan UMKM yang ada dan tak lupa pemberian secara gratis 5000 minuman rempah khas Ternate yaitu Minuman Biji Pala kepada setiap pengunjung yang hadir, untuk semakin mengingatkan pada masyarakat bahwasanya rempah-rempah memang memiliki cita rasa tersendiri. pagelaran acara sukses dan lancar dilakukan serta logo baru pun sudah membranding Kota Ternate dengan slogan Kota Rempah. 
Singkat cerita mengenai perubahan Slogan. Ternate memang sudah sejak lama memiliki brand positioning dari masa ke masa yang selalu berubah. Jika ditarik dari tahun 80’an, menurut Dosen Manajemen, Universitas Khairun Ternate pada Jurnalnya yang berjudul “Branding Ternate Melalui Self- Brand Connection”.
Daftar Isi
  1. Pedoman Penulisan, Tugas Akhir, Program Diploma Tiga, AMIK BSI
  2. Pedoman Penulisan, Pedoman Teknis, Tugas Akhir, Mahasiswa Universitas Indonesia
  3. PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  4. Contoh Skripsi Hukum Konsep Green Banking
  5. Pelaksanaan Pemberian Santunan, Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, PT. Jasa Raharja, Kantor Pelayananan Cabang Banten
  6. Sejarah Berdirinya PT. Jasa Raharja (Persero)
  7. METODE PENELITIAN
  8. HASIL ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI
  9. Kesimpulan
  10. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP PURCHASE INTENTION MELALUI VARIABEL MEDIASI BRAND IMAGE PADA STUDI KASUS SMARTPHONE ASUS (ZENFONE)
  11. Analisis Harmoni dan Interpretasi Lagu "Corat-Coret" Karya Mochtar Embut
  12. Penataan dan penguatan organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
  13. Pengertian Global Positioning System (GPS) atau Navstar
  14. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
  15. Cara-Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan Sehingga Mendapat Sebuah Kesimpulan
  16. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
  17. Kriteria Metode Ilmiah
  18. The Value-Added of Development Communication “Kampanye KB Oleh BPMPKB Provinsi DKI Jakarta”
  19. Skripsi Hukum Pidana Bab I Pendahuluan
  20. Skripsi Musik, Bentuk Musik, Fokus Permasalahan, Rumusan Masalah, Manfaat Penelitian, Pengertian Analisa Musik, Unsur-unsur musik, Harmoni, Tempo
  21. Pengelolaan Website, Internet dan Dunia Kerja, Aplikasi Website dalam Public Relations, Keuntungan Aplikasi Website, Internet Sebagai Media Publisitas, Mengelola Website, Efektivitas Website
  22. Apa Mitos Di Balik Pembuatan Skripsi
  23. Skripsi Tentang Kepemimpinan Perempuan Bab I
  24. Karya Tulis Tentang Imuninasi, Sistem Imun Dalam Tubuh Manusia, Antigen, Antibodi, Imunisasi dan Vaksinasi, Vaksin Campak
  25. Motivasi, Pengabdian pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Hubungan Sesama Profesi, Keyakinan pada Profesi, Kualitas auditor 
  26. Telaah Pustaka Pengaruh Faktor-Faktor Akuntabilitas Auditor dan Profesionalisme
  27. Analisis Eksternal, Analisis Internal, Bisnis Model Kanvas, SWOT, TOWS Matrix, Manajemen Strategi, Aspek Operasional, Aspek Pemasaran, Aspek Sumber Daya Manusia
  28. Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian, Objek Penelitian
  29. Profil Bisnis, Gambaran Umum Perusahaan, Visi, Misi, Logo Perusahaan, Makna Logo Perusahaan
  30. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Pestel, Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Analisis 5 Forces Porter
  31. Implementasi Strategi, Membuat Perencanaan Strategis, Melakukan Pembenahan Internal, Mengembangkan media promosi
  32. Kesimpulan dan Saran, analisis internal dan eksternal
  33. Contoh Daftar Isi Skripsi
  34. Skripsi Public Relations dengan Judul Pentingnya Public Relations Untuk Pengembangan Bisnis
  35. Skripsi Virtual Private (VTN), Analisis Jaringan Virtual Private Network Point To Point Protokol
  36. Konsumsi Nasional Menuju Proses Penggelembungan (Bubble) yang Mengkhawatirkan
  37. Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian
  38. Pengaruh Etika Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Pegawai, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah
  39. Pedoman Penulisan, Pembimbingan dan Ujian Skripsi Pelita Bangsa
  40. Latar Belakang, India Melirik Kearah Timur, Orientasi Hubungan Antar Negara Kawasan Asia, Look East Policy (LEP)
  41. Contoh Tesis, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, kerjasama Mekong, Ganga Cooperation Initiative
  42. Era Kolonial Inggris, Pasca Kemerdekaan, Pasca Perang Dingin
  43. Penggunaan Media Inovasi Intraoral Camera, Teknologi Kedokteran Gigi, Tinjauannya Berdasarkan Perpektif Islam
  44. Uni Eropa dan Kebijakan Perfilman, Implementasi Kebijakan Perfilman Uni Eropa: Pembiayaan, Manajemen dan Regulasi
  45. Lahirnya Kebijakan Perfilman Eropa, Perdagangan Global, WTO dan Perfilman Eropa, Perkembangan Terkini Kebijakan Perfilman Eropa
  46. Pembiayaan untuk Perfilman, Bantuan Film Referensi, Bantuan Film Panjang, Bantuan Film Panjang, TV Broadcast Restrictions
  47. PERSAINGAN, KERJASAMA DAN REARSI NEGARA DALAM LINGKUP KEBIJAKAN PERFILMAN EROPA
  48. Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar, inheren terjepit antara seni dan perdagangan.
  49. Daftar Bacaan, Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar
  50. Pemicu Munculnya Reformasi Tahun 1998 
  51. Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Jenis Penelitian, Teknik Pengumpulan Data
  52. Landasan Teori, Teori Partai Politik
  53. Teori Partisipasi Politik
  54. Sejarah Ringkas Kelahiran PDI Perjuangan
  55. Kondisi politik PDI di bawah kekuasaan Orde Baru
  56. Visi dan Misi PDI Perjuangan
  57. Pengertian Public Area Section, Tugas dan Tanggung Jawab Public Area Attendant
  58. Persiapan Kerja Seorang Public Area, Standar penampilan, Standar perilaku dasar, Sikap Dasar, Syarat Khusus
  59. Analisis Literatur, Sejarah Asuransi di Dunia, Sejarah Asuransi di Indonesia, Tinjauan Umum Asuransi, Pengertian Asuransi, Jenis-Jenis Asuransi
  60. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
  61. Kopi adalah salah satu minuman yang disukai dan banyak dikonsumsi di dunia
  62. Pengertian Kepailitan | Subjec dan Objek Kepailitan | Pihak Pemohon Pailit | Debitor pailit | Persyaratan Debitor dinyatakan Pailit | Perdamaian dalam PKPU
  63. Persyaratan Profesional Auditor | Tanggung Jawab Terhadap Profesi | Definisi Indepedensi Akuntan Publik
  64. Consumer Behaviour | Consumer Attitude | Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer
  65. Teknologi Internet Mempengaruhi Perkembangan Ekonomi | Pengaruh Orientasi Belanja Online | Pencarian Informasi Online
  66. Bahan PKL untuk Materi Perhotelan
  67. Skripsi Tentang Pangan, Tata Boga, Pengembangan Bisnis
  68. Protein, Masalah pada Protein Hewani, Berapa Banyak Protein, Keuntungan Protein Nabati, Komplementasi Protein
  69. Mutu Keberhasilan, Indikator Kebersihan Restroom, Definisi Kajian Hotel, Departemen-Departemen Yang Ada di Hotel
  70. Industri pariwisata di Indonesia sudah berkembang cukup pesat
  71. PENGARUH PENGAWET ALAMI DAN BUATAN PADA JAGUNG TERHADAP KESEHATAN TUBUH MANUSIA
  72. Cempedak sebagai Bahan Pangan Yang Multi Manfaat
  73. Fasilitas Hotel JW Marriott Jakarta
  74. Sejarah Singkat Hotel JW Marriott Jakarta, Struktur Organisasi Tata Graha di Hottel JW Marriott Jakarta
  75. Nama Alat Dan Obat Pembersih Serta Kegunaannya Untuk Hotel, Rumah Sakit 
  76. Cara Pengukuran Status Gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi
  77. Pengertian Maksud Tujuan dan Metode Penelitian | Jenis-Jenis Penelitian | Historis, Survey, Ex Post Factor, Eksperimen, Evaluasi, Pengembangan, Tindakan
  78. Penelitian Menurut Tempat, Lapangan, Kepustakaan, Laboratorium, Keilmiahan, Penelitian Pertanian, Penelitian Ekonomi, Fokus penelitian
  79. Fasilitas Yang Tersedia di Hotel Harris Untuk Meningkatkan Kepuasan Konsumennya
  80. Tugas dan Tanggung Jawab Tata Graha Departemen, Seksi-Seksi Pada Bagian Tata Graha, Seksi Linen dan pakaian seragam kerja (Linen dan Uniform section)
  81. Analisis SWOT, Strategi SO (Strenght and Opportunity), Strategi WO (Weakness and Opportunity), Strategi ST (Strength and Threat), Strategi WT (Weakness and Threat)
  82. Marketing Management, Marketing Mix, Distribution Channel, Segmented Marketing, Consumer Behaviour, Consumer Satisfaction, Customer Loyalty
  83. Pengertian Prosedur, Vendor, Piutang Usaha, Utang Usaha, Jenis-jenis Hutang, Pengendalian Internal Hutang Usaha, Tujuan Pemeriksaan Atas Hutang Usaha
  84. Gambaran Umum Perusahaan Kimia Farma, Arti Logo Kimia Farma, Struktur Organisasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
  85. Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen
  86. Kerangka Konsep, Tradisi Penelitian, Perilaku, Landasan Teori, Komunikasi Massa, Komunikasi Konvensional, Intensitas Iklan, Brand Awareness
  87. Prosedur Pembuatan Film After Marriage
  88. Pengaruh Intensitas Iklan Netflix di Youtube, Harga dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Berlangganan di Kota Jakarta
  89. Destinasi Wisata Kota Ternate Maluku Utara
  90. Strategi Pemasaran Sosial Pada Program CSR Vaksin Covid-19
  91. Strategi Pencapaian, Pembuatan Aplikasi Pembangunan Kawasan Pedesaan
  92. Green Banking Penunjang Pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan lingkungan hidup bertujuan untuk Kelangsungan Perekonomian