Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen

Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen


Bisnis Utama yang dilakukan oleh PT Kimia Farma yaitu memproduksi obat-obatan tidak hanya itu PT Kimia Farma juga memproduksi alat-alat kecantikan. Adapun bagian-bagian dalam memproduksi obat-obatan antara lain sebagai berikut :

Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori (PPPI)

PPPI dipimpin oleh seorang Manajer yang membawahi dua asisten manajer, yaitu perencanaan, pengendalian bahan baku dan proses produksi serta penyimpanan. (PPB&PP). PPB&PP mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut:

  1. Mengevaluasi dan mengkonfirmasi pesanan dari pemasaran/unit lain PPB&PP akan mengadakan perencanaan bahan dan proses produksi sesuai pesanan dari bagian pemasaran tiap periode triwulan. Berdasarkan pesanan tersebut, PPPI akan mengkonfirmasi kesanggupan mengerjakan dengan empat kemungkinan yaitu: permintaan dipenuhi sesuai pesanan, pesanan dipenuhi sebagian, pesanan dipenuhi melebihi pesanan atau tidak memenuhi pesanan sama sekali.
  2. PPB & PP akan menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan baku/kemasan termasuk buffer stok. Perencanaan bahan harus efisien, yaitu dengan cara mengoptimalkan kebutuhan bahan. Cara yang digunakan antara lain: kuantum kesanggupan (dalam satuan kemasan), melakukan break down ke butir / botol / ampul ke jumlah batch. Melihat ke formula bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat item tersebut dan berapa jumlahnya. Mengecek ketersediaan bahan, baik yang ada di gudang maupun dalam pesanan. Menghitung jumlah yang dibutuhkan termasuk untuk buffer stok (1/3 dari kebutuhan selanjutnya), bila kurang akan dibuatkan PR (Purchase Request) atau SPPB (Surat Permohonan Pemesanan Bahan).
  3. Mengendalikan stok bahan baku/kemasan agar efektif dan efisien. Cara yang dilakukan dalam mengendalikan stok bahan baku dan bahan kemas agar efektif dan efisien adalah dengan cara memantau jumlah pemakaian per hari, menghitung dengan cermat pada saat pembuatan purchase request, mengatur jadwal kedatangan bahan yang dipesan.

Penyimpanan


Penyimpanan merupakan suatu bagian yang bertugas melakukan pengelolaan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran terhadap barang-barang untuk proses produksi. Bagian penyimpanan dipimpin oleh seorang asistem manajer yang membawahi tiga supervisor yaitu: supervisor gudang bahan baku, gudang bahan kemas dan penimbangan sentral. Terdapat tiga fungsi bagian penyimpanan di PT Kimia Farma Plant Jakarta.

1. Penerimaan Bahan Baku


Penerimaan yang dilakukan adalah penerimaan bahan baku, bahan jadi, bahan ekspedisi dan bahan kemas yang diperlukan untuk keperluan produksi. Status bahan yang baru datang berstatus milik pemasok yang akan dikarantina terlebih dahulu oleh pihak penyimpanan. Penerimaan bahan baku berasal dari lokal dan impor. Penerimaan barang yang akan datang diperlakukan sesuai spesifikasinya penyimpanannya. Barang yang datang diperiksa kesesuaiannya dengan SP (Surat Pesanan). Pemeriksaan dilakukan secara visual meliputi kebenaran label (nama bahan, nomor batch), jumlah, kondisi kemasan, asal, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, dan CoA (Certificate of Analysis).      


Apabila sudah sesuai maka akan dibuatkan Bukti Titipan Barang Sementara (BTBS). BTBS dibuat 3 rangkap, lembar asli diserahkan kepada supplier, copy 1 untuk arsip gudang dan kopi 2 sebagai surat permohonan periksa kepada QC. 

Barang masuk ke gudang karantina dan diberi label kuning. Gudang karantina akan membuat Surat Permohonan Pemeriksaan (SPP) kepada bagian laboratorium pengawasan mutu. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan cara sampel, maka pihak pengawasan mutu mengeluarkan HPL (Hasil Pemeriksaan Laboratorium) yang menyatakan barang tersebut diluluskan atau ditolak. Jika pernyataan lulus maka barang tersebut diberi label hijau dengan tulisan ”DILULUSKAN” yang menunjukkan bahwa barang sudah sesuai spesifikasinya untuk produksi. Gudang akan mengeluarkan Bukti Penerimaan Bahan Baku (BPBB) dan bahan baku disimpan di gudang berdasarkan stabilitasnya. 

Sedangkan untuk barang yang ditolak diberikan label warna merah yang akan dikembalikan ke pemasok dengan membuat Surat Pengembalian Barang dan melampirkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium (HPL) untuk barang lokal, sedangkan untuk barang impor dibuat berita acara dan dikirim ke kantor pusat untuk diproses lebih lanjut. Bahan baku akan diperiksa ulang setiap 1 tahun sekali. Minimal 12 hari sebelum jatuh tempo, bagian penyimpanan bahan baku harus mengajukan surat permohonan periksa kepada laboratorium. Selama pemeriksaan ulang berlangsung, status barang adalah karantina dan diberi label kuning.

2. Penyimpanan


Setelah diluluskan, bahan baku tersebut dipindahkan dari ruang karantina ke tempat penyimpanan yang sesuai, yaitu gudang A, B, C atau D. Sistem penyimpanan berdasarkan FIFO (First In First Out), penyimpanan berprinsip memudahkan pencarian sehinggga pada setiap rak terdapat daftar barang yang ada. Selain itu letak barang telah dipetakan untuk memudahkan penyimpanan barang kembali maupun pengeluaran. Gudang penyimpanan terdiri dari: gudang A, B, C, D, gudang api, gudang bahan kemasan, gudang bahan jadi dan ekspedisi.

Penyimpanan dalam gudang A dikondisikan pada suhu 30°C dengan kelembapan 75% yang dipantau dua kali sehari yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 14.00. Penyimpanan dalam gudang B dikondisikan pada suhu 30°C dengan kelembapan 75% yang dipantau dua kali sehari yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 14.00. Ruangan ini merupakan gudang penyimpanan bahan baku yang telah diluluskan. Gudang C dikondisikan pada suhu 25°C dengan kelembapan 70%. Pada ruangan ini pengkondisian dilakukan dengan AC yang menyala selama 24 jam. Gudang ini menyimpan bahan pengemas primer seperti aluminium foil. Gudang D digunakan untuk menyimpan bahan baku baik yang masih dalam status karantina.

3. Pengeluaran barang

Pengeluaran barang oleh gudang bahan baku, dikeluarkan sesuai dengan pesanan untuk keperluan produksi. Sistem pengeluaran barang berdasarkan FIFO (First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out). Gudang akan mengeluarkan barang tidak dalam bentuk pecahan tetapi dalam bentuk sesuai kemasan dari pemasok (dalam bentuk boks atau tong) jika terjadi kelebihan pengeluaran barang untuk keperluan produksi maka disimpan di bagian penimbangan sentral.

4. Penimbangan sentral

Penimbangan sentral berada diantara bagian penyimpanan bahan baku dengan bagian produksi. Penimbangan bahan baku dilakukan setelah dikeluarkan SPK dari PPPI ke bagian produksi kemudian dari bagian produksi akan mengirimkan  rencana  produksi  dan  penimbangan  bahan  baku  serta  Catatan Pengelolaan Batch (CPB) ke penimbangan sentral. CPB tersebut setelah penimbangan bahan akan dikembalikan ke bagian produksi.

Produksi 


Bagian produksi dipimpin oleh seorang Manajer produksi yang membawahi 4 Asisten Manajer yaitu Asisten Manajer Produksi I, Produksi II, Produksi III dan Pengemasan. Alur proses produksi pada setiap bagian produksi ini dimulai dari bagian PPIC yang memberikan SPK kepada masing-masing bagian produksi yang disertai dengan Bon Permintaan Bahan Baku (BPBB), Bon Permintaan Bahan Kemas (BPBK), Bon 1, Bon 2, Bon 3, Bon 4, Bon 5 dan Berita Acara Produksi (BAP). Bagian pengembangan produk akan memberikan Catatan Pengolahan Batch (CPB) dan Catatan Pengemasan Batch (CPSB). BPBK akan diteruskan ke gudang bahan kemas, sedangkan BPBB dan CPB akan dikirim ke penimbangan sentral kemudian bahan baku yang telah ditimbang akan dikirimkan ke masing-masing bagian produksi untuk melakukan kegiatan produksi.


Produksi I


Asisten Manajer Produksi I adalah seorang Apoteker, yang bertanggung jawab terhadap kegiatan produksi I, yaitu produksi tablet non betalaktam dan Anti Retro Viral. Asisten Manajer Produksi I dalam tugasnya dibantu oleh 4 Supervisor, yaitu Supervisor granulasi, Supervisor pencetakan tablet, Supervisor penyalutan tablet dan Penanggung Jawab Anti Retroviral. Bagian Anti Retro Viral (ARV) dipimpin oleh seorang Penanggung Jawab teknis yang bertanggung jawab langsung mengenai proses produksi di bagian ARV kepada Asisten Manajer Produksi I. Bagian ARV memproduksi obat-obatan yang digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh Retro Virus seperti HIV AIDS. 

Gedung ARV terpisah dari gedung non betalaktam dan gedung betalaktam untuk menghindari kontaminasi produk ARV dengan produk lain. Produk ARV hanya terdiri dari tablet dan kapsul yang dikemas dalam botol. Proses produksi ARV sama dengan produksi sediaan non betalaktam, akan tetapi untuk produksi ARV penyimpanan dan penimbangan bahan aktif dilakukan tersendiri di area ARV bukan di penimbangan sentral. PT Kimia Farma Plant Jakarta memiliki hak khusus untuk memproduksi dan mendistribusikan obat-obatan golongan narkotika di Indonesia. Produksi sediaaan jadi narkotika merupakan tanggung jawab setiap Asman yang terkait sesuai dengan bentuk sediaan. Secara umum, Asman Produksi I bertanggung jawab terhadap pengelolaan narkotika. 

PT Kimia Farma Plant Jakarta melakukan toll out untuk obat Amoksisilin dan Sefadroksil di beberapa industri farmasi. Tahapan yang dilakukan antara lain: validasi proses akan dilakukan oleh bagian Pengembangan Produk pada industri penerima kontrak. PT Kimia Farma Plant Jakarta akan menyiapkan bahan baku untuk produksi yang akan dikirim ke industri penerima kontrak. Industri penerima kontrak akan memproduksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT Kimia Farma. Metode analisis dari PT Kimia Farma akan dilakukan transfer metode yaitu dengan uji banding dengan dua analis secara triplo selama tiga hari (18 kali pengujian). Hasil yang didapatkan akan diuji dengan T-Test, hasil dari T-Test akan diputuskan apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak. 

IPC (In Process Control) pada saat produksi bets pertama sampai batch keenam akan dilakukan secara bersama-sama (PT Kimia Farma Plant Jakarta dan industri penerima kontrak). Apabila hasil yang didapatkan telah memenuhi persyaratan, pada pengujian batch selanjutnya akan dilaksanakan oleh penerima kontrak, PT Kimia Farma akan menerima CPB.

Produksi II


Produksi II berada di bawah tanggung jawab Asisten Manajer Produksi II untuk menangani produk kapsul, krim, cairan, dan sirup kering non betalaktam dan produk steril. Asisten Manajer produksi II dibantu oleh empat Supervisor, yaitu Supervisor kapsul, Supervisor krim, Supervisor cairan serta Supervisor sediaan steril.

Produksi III


Produksi III khusus memproduksi antibiotik golongan betalaktam yaitu Ampicillin dan Amoxicillin. Produk betalaktam yang diproduksi oleh PT Kimia Farma Plant Jakarta dibagi menjadi tiga bentuk sediaan yaitu tablet, kapsul dan sirup kering. Proses produksi betalaktam pada dasarnya sama dengan produksi sediaan non betalaktam, proses pembuatan tablet dilakukan dengan granulasi kering.

Pengemasan


Bagian pengemasan dipimpin oleh seorang Asisten Manajer dibantu oleh 5 orang Supervisor yaitu Supervisor Karantina In Proses (KIP), Supervisor pengemasan primer, Supervisor pengemasan sekunder, Sediaan solid dan Supervisor penandaan. Proses pengemasan dimulai setelah produk ruahan dinyatakan lulus oleh QC. Semua produk dikemas sesuai dengan formula bahan kemas yang telah ditentukan. Produk yang telah selesai dikemas di pengemasan primer kemudian dimasukkan ke jalur pengemasan sekunder sesuai dengan bentuk sediaannya.

Pengawasan Mutu (QC)


Bagian pengawasan mutu dipimpin oleh seorang Asisten Manajer yang membawahi enam Supervisor yaitu Supervisor pemeriksaan bahan baku, Supervisor pemeriksaan bahan kemas, Supervisor pemeriksaan produk antara dan ruahan, Supervisor pemeriksaan mikrobiologi dan limbah, Supervisor pemeriksaan produk jadi, dan Supervisor pengawasan proses produksi.

1. Pemeriksaan bahan baku

Supervisor pemeriksaan bahan baku mengawasi kegiatan sampling, pengambilan sampel dilakukan pada bagian atas, tengah dan bawah wadah bahan baku, kemudian dilakukan pemeriksaan, selanjutnya bagian pengawasan mutu memberikan Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Apabila HPL menyatakan bahan baku telah lulus pengujian maka diberi label hijau dan bahan tersebut bisa digunakan untuk proses selanjutnya.


2. Pemeriksaan bahan pengemas

Pemeriksaan bahan pengemas yang akan masuk gudang juga dilakukan berdasarkan surat permohonan pemeriksaan dari bagian penyimpanan bahan kemas.

3. Pemeriksaan produk antara dan produk ruahan

Setiap tahapan proses produksi memiliki parameter untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh QC berdasarkan surat permohonan. Pemeriksaan laboratorium akan sampling produk antara atau ruahan dari KIP.

4. Pemeriksaan mikrobiologi dan limbah

Pengawasan mutu (QC) juga memeriksa mikrobiologi pada bahan baku antibiotik dengan uji potensi antibiotik sedangkan untuk bahan non antibiotik, meliputi uji kontaminasi penicillin pada air produksi setiap satu minggu sekali, pada ruangan produksi setiap satu bulan sekali. Pengawasan mutu juga melakukan pemeriksaan limbah dengan uji pH, suhu, Total Solid Suspended (TSS), kandungan ammonia, PO4, Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD).

5. Pengawasan proses produksi

Sebelum melakukan proses produksi, QC harus memeriksa terlebih dahulu hasil produksi awal untuk memastikan alat menghasilkan produk yang sesuai, contohnya QC memeriksa ketebalan, diameter, dan kekerasan tablet saat awal dicetak. Apabila lulus pemeriksaan QC mengkoordinasikan kepada Supervisor produksi bahwa proses produksi boleh berjalan, tetapi apabila tidak lulus pemeriksaan maka QC merekomendasikan kepada Supervisor produksi bahwa proses produksi tidak boleh berjalan sampai menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan. Supervisor pengawasan proses produksi memiliki tanggung jawab atas semua kegiatan pengawasan mutu di bagian betalaktam secara menyeluruh.

6. Pemeriksaan produk jadi

Setelah menjadi produk jadi, masih dilakukan pemeriksaan oleh pemeriksaan oleh laboratorium pada saat finish packed. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan visual dengan tujuan mencegah kekeliruan jumlah dan identitas produk jadi yang akan dikirim ke National Distribution Center (NDC). Supervisor pemeriksaan produk jadi juga bertanggung jawab atas segala kegiatan pengawasan mutu di bagian ARV secara menyeluruh.

Sistem Mutu


Sistem mutu dan pengembangan produk berada dibawah bagian pemastian mutu. Sistem mutu dipimpin oleh seorang Asisten Manajer yang dibantu oleh lima orang Supervisor, yaitu Supervisor kalibrasi, kualifikasi dan validasi; Supervisor inspeksi diri dan audit; Supervisor stabilitas; Supervisor pengendalian dokumen dan Supervisor dokumentasi, regulasi dan penanganan keluhan pelanggan.

1. Kalibrasi


Kalibrasi merupakan serangkaian tindakan untuk menentukan kesamaan nilai yang diperoleh dari sebuah alat ukur atau sistem ukur atau yang ditampilkan dari pengukuran bahan dan membandingkannya dengan nilai yang telah diketahui dari suatu acuan standar. Kalibrasi Internal, dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Jakarta dengan alat kalibrasi yang ada. Kalibrasi eksternal, dilakukan oleh perusahaan lain yang memiliki kalibrator standar. kalibrasi alat sesuai rekomendasi manufaktur dan disesuaikan dengan frekuensi pemakaian alat serta tingkat kekritisan penggunaan alat ukur.

2. Kualifikasi 


Kualifikasi adalah sistem pemastian suatu peralatan yang berkaitan dengan kinerja dari fungsinya beserta penetapan batasan nilai tertentu. Ada 4 jenis kualifikasi yaitu kualifikasi desain yang merupakan unsur pertama dalam validasi peralatan, sistem atau fasilitas baru dan dilakukan berdasarkan permintaan user. Kualifikasi instalasi yang dilakukan terhadap peralatan, sistem dan fasilitas baru atau yang dimodifikasi mencakup instalasi peralatan, pipa dan sarana penunjang serta instrumental (instalasi harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar teknik). Kualifikasi operasional dilakukan apabila kualifikasi instalasi telah selesai, membuktikan bahwa parameter operasi peralatan berfungsi sesuai spesifikasinya. Kualifikasi kinerja sebagai pembuktian kinerja alat sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

3. Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan. Dalam melaksanakan validasi ada beberapa dokumen yang harus antara lain: Rencana Induk Validasi (RIV) dan Protokol Validasi. RIV adalah suatu dokumen yang menyajikan informasi mengenai program kerja validasi. Dokumen ini hendaklah memberikan rincian jadwal kerja validasi yang harus dilaksanakan. Protokol validasi adalah suatu rencana teknis tertulis mulai dari bagaimana validasi akan dilaksanakan termasuk parameter pengujian, karakteristik produk, peralatan dan batas pengambilan keputusan terhadap hasil uji yang dapat diterima.


PT Kimia Farma Plant Jakarta melakukan beberapa validasi yaitu: Validasi metode analisa, merupakan proses yang dilakukan untuk memastikan mutu melalui kebenaran dan kesesuaian metode analisa yang digunakan. Validasi pembersihan, tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa prosedur pembersihan yang telah dilakukan sudah efektif. Validasi proses dilaksanakan setelah metode analisa divalidasi dan personel mendapatkan pelatihan. Validasi proses dibagi menjadi 3 macam yaitu validasi prospektif, retrospektif, dan konkuren. Validasi prospektif dilakukan untuk produk baru denggan 3 batch pertama harus memenuhi syarat dilakukan di Bagian Research and Development di Bandung.

Sedangkan Plant Jakarta hanya melakukan validasi konkuren untuk pemantauan proses produksi sebanyak 3 batch berurutan dan validasi retrospektif pada produk yang sudah beredar berdasarkan dokumentasi dari 10-30 batch.

Inspeksi diri dan audit


Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek yang terdapat di PT Kimia Farma Plant Jakarta. Inspeksi diri dilakukan empat kali dalam setahun. Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Terdapat dua jenis audit yang dilaksanakan di PT Kimia Farma Plant Jakarta yaitu audit internal dan audit eksternal. Audit internal merupakan audit yang dilakukan terhadap setiap bagian di PT Kimia Farma Plant Jakarta. Auditor yang ditunjuk adalah dari kalangan internal perusahaan, sedangkan audit eksternal adalah audit yang dilakukan terhadap sebagian atau seluruh bagian.

PT Kimia Farma Plant Jakarta yang dilaksanakan oleh auditor independen dari luar kalangan perusahaan. PT Kimia Farma Plant Jakarta juga melakukan audit terhadap jasa angkutan obat  terhadap supplier atau perusahaan penyedia jasa lainnya. Pelaksanaan audit terhadap makloon, supplier bahan baku dan distributor dilakukan setahun satu kali, sedangkan untuk supplier bahan kemas dilakukan setahun dua kali.

1. Stabilitas


Untuk pengujian stabilitas diambil dari 1 % dari batch per tahun. Stabilitas produk baru,  pengujian terhadap contoh  uji  yang meliputi pemeriksaan on going dan dipercepat. On going stability test dimasukkan ke dalam climatic chamber suhu 30°C ± 2°C dengan kelembaban relatif 75 ± 5%. Jadwal pengujian 0, 3, 6, 9, 12,18, 24, 36, 48, 60 bulan. Stabilitas dipercepat dengan cara dimasukkan ke dalam climatic chamber suhu 40°C ± 2°C dengan kelembaban relatif 75 ± 5%. Jadwal pengujian 0, 1, 2, 3, 6 bulan. Pengujian stabilitas terhadap produk-produk yang sudah beredar di pasaran dan sudah tetap cukup dilakukan on going stability test. Produk dimasukkan kedalam climatic chamber suhu 30°C ± 2°C dengan kelembaban relatif 75 ± 5%.

2. Pengendalian dokumen


Pengendalian dokumen berfungsi mengganti, mendistribusikan dan memastikan dokumen yang mengalami perubahan. Ada beberapa level dokumen yang menjadi tanggung jawab bagian pengendalian dokumen, yaitu level I untuk manual mutu, level II untuk prosedur sistem mutu, level III untuk prosedur tetap dan level IV untuk formulir-formulir.

Pengembangan Produk


Pengembangan produk berfungsi sebagai peningkatan kualitas mutu produk berkelanjutan, efisiensi biaya, perlunya perubahan kemasan untuk menarik perhatian konsumen, dan perkembangan teknologi. Bagian ini dipimpin oleh seorang Asisten Manajer yang membawahi dua Supervisor yaitu Supervisor pengembangan formula produk dan Supervisor pengembangan bahan pengemas.

1. Pengembangan formula produk


Fungsi dari pengembangan formula produk adalah penanganan bahan baku alternatif, meliputi pencarian sumber terhadap supplier lain untuk mengantisipasi ketidak tersediaan bahan baku di pasaran yang habis dan sebagai efisiensi biaya. Pengembangan produk akan melakukan koordinasi dengan bagian pengadaan. Pengadaan akan menghubungi supplier, supplier akan mengirim sampel untuk dilakukan pemeriksaan oleh bagian QC dan dilakukan trial skala produksi untuk melihat stabilitas dan mutu bahan. Setelah hasil pemeriksaan diketahui maka akan dikonfirmasi kembali kepada supplier. Fugsi lain adalah evaluasi formula dan proses produksi, setiap ada perubahan dalam produksi termasuk perubahan eksipien, maka akan dilakukan evaluasi terhadap perubahan tersebut.

Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen
Penanganan produk baru, bagian pengembangan produk mempersiapkan segala kebutuhan mulai dari proses, metode, teknologi yang dibutuhkan saat transfer formula dari bagian Research and Development Bandung. Bagian pengembangan formula produk juga akan melakukan monitoring dan evaluasi nomor izin edar. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. memiliki staf registrasi di kantor pusat yang menangani registrasi produk. Pengembangan produk di Plant Jakarta hanya akan melaporkan dan mempersiapkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh mereka dalam proses izin edar serta mengkonfirmasi produk yang perlu dilakukan registrasi variasi.

2. Pengembangan bahan pengemas


Fungsi bagian pengembangan bahan kemas antara lain: penanganan bahan pengemas alternatif, meliputi pencarian alternatif sumber pemasok bahan pengemas untuk tujuan efisiensi biaya dan mencegah ketidak tersediaan bahan pengemas di pasaran yang habis. Tugas kedua adalah desain bahan pengemas, bagian pengembangan produk akan mendesain kemasan yang akan digunakan  baik untuk produk yang sudah ada maupun produk baru. Tugas ketiga adalah evaluasi formula dan proses pengemasan, setiap ada perubahan dalam bahan pengemas akan dilakukan evaluasi terhadap perubahan tersebut. Tugas keempat adalah standardisasi bahan pengemas yang bertujuan agar dapat berlaku secara umum. Tugas yang terakhir adalah standardisasi ukuran master box dan menyesuaikan kapasitasnya untuk efisiensi biaya.

Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kebutuhan setiap tenaga kerja. Pimpinan setempat memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan usaha keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan masing-masing. Untuk dapat melaksanakan K3 dan perlindungan lingkungan, perusahaan melakukan pencegahan kecelakaan kerja, memenuhi dan mentaati peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan K3. Ada beberapa fasilitas PT Kimia Farma Plant Jakarta untuk menjamin keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan bagi seluruh karyawannya. Fasilitas tersebut antara lain: tempat evakuasi, poliklinik, fasilitas olahraga, alat pemadam kebakaran, Alat Pelindung Diri (APD).


Limbah yang terdapat di PT Kimia Farma antara lain limbah cair dari pencucian mesin dan alat-alat produksi, sanitasi ruangan dan karyawan produksi, limbah cair sisa pemeriksaan laboratorium, pelarut bekas reagen, oli bekas mesin. Limbah padat yang berasal dari obat kadaluarsa, kegiatan produksi (debu dari dust collector, kemasan bahan baku dan kemasan yang rusak), kegiatan laboratorium (agar sampel kadaluarsa), limbah kantin, arsip-arsip kadaluarsa, sampah kebun. Cemaran gas yang berasal dari kegiatan produksi, boiler. Upaya pengolahan limbah atau cemaran yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Plant Jakarta antara lain :

1. Limbah padat maupun debu yang masuk kategori Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) tidak diolah sendiri akan tetapi dikirim keluar dengan kerja sama pihak ketiga antara lain PT. Prasada Pamunah Limbah Industri (PT. PPLI) dan PT Wastec International. Limbah cair seperti sisa reagen dari laboratoriun atau IPC juga dikirim ke pihak ketiga.

2. Limbah cair dari proses produksi diolah sendiri dalam Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL). Proses yang diperlukan dalam pengolahan limbah cair meliputi proses fisika, kimia dan biologi. Proses fisika hanya dilakukan penyaringan saja yaitu menyaring kotoran-kotoran kasar antara lain plastik, karet dan sebagainya. Sedangkan proses kimia melewati beberapa tahap. Limbah dari Anti Retro viral sebelumnya ditambahan asam sulfat untuk destruksi kemudian NaOH untuk netralisasi. Limbah tersebut dialirkan dan dengan limbah betalaktam dilakukan penambahan NaOH untuk memecah cincin betalaktam dengan sampai mencapai pH 11. Kemudian dilanjutkan proses pengendapan sebelum air limbah tersebut dialirkan menuju pengolahan limbah induk untuk diproses secara bersama-sama dengan limbah non betalaktam. 

3. Proses selanjutnya adalah proses netralisasi dengan penambahan air kapur sampai mencapai pH 7-8. Penambahan larutan kapur ini dengan cara memasukkan dalam bak penampungan dan dilakukan sirkulasi terus menerus.
Daftar Isi
  1. Pedoman Penulisan, Tugas Akhir, Program Diploma Tiga, AMIK BSI
  2. Pedoman Penulisan, Pedoman Teknis, Tugas Akhir, Mahasiswa Universitas Indonesia
  3. PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  4. Contoh Skripsi Hukum Konsep Green Banking
  5. Pelaksanaan Pemberian Santunan, Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, PT. Jasa Raharja, Kantor Pelayananan Cabang Banten
  6. Sejarah Berdirinya PT. Jasa Raharja (Persero)
  7. METODE PENELITIAN
  8. HASIL ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI
  9. Kesimpulan
  10. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP PURCHASE INTENTION MELALUI VARIABEL MEDIASI BRAND IMAGE PADA STUDI KASUS SMARTPHONE ASUS (ZENFONE)
  11. Analisis Harmoni dan Interpretasi Lagu "Corat-Coret" Karya Mochtar Embut
  12. Penataan dan penguatan organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
  13. Pengertian Global Positioning System (GPS) atau Navstar
  14. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
  15. Cara-Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan Sehingga Mendapat Sebuah Kesimpulan
  16. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
  17. Kriteria Metode Ilmiah
  18. The Value-Added of Development Communication “Kampanye KB Oleh BPMPKB Provinsi DKI Jakarta”
  19. Skripsi Hukum Pidana Bab I Pendahuluan
  20. Skripsi Musik, Bentuk Musik, Fokus Permasalahan, Rumusan Masalah, Manfaat Penelitian, Pengertian Analisa Musik, Unsur-unsur musik, Harmoni, Tempo
  21. Pengelolaan Website, Internet dan Dunia Kerja, Aplikasi Website dalam Public Relations, Keuntungan Aplikasi Website, Internet Sebagai Media Publisitas, Mengelola Website, Efektivitas Website
  22. Apa Mitos Di Balik Pembuatan Skripsi
  23. Skripsi Tentang Kepemimpinan Perempuan Bab I
  24. Karya Tulis Tentang Imuninasi, Sistem Imun Dalam Tubuh Manusia, Antigen, Antibodi, Imunisasi dan Vaksinasi, Vaksin Campak
  25. Motivasi, Pengabdian pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Hubungan Sesama Profesi, Keyakinan pada Profesi, Kualitas auditor 
  26. Telaah Pustaka Pengaruh Faktor-Faktor Akuntabilitas Auditor dan Profesionalisme
  27. Analisis Eksternal, Analisis Internal, Bisnis Model Kanvas, SWOT, TOWS Matrix, Manajemen Strategi, Aspek Operasional, Aspek Pemasaran, Aspek Sumber Daya Manusia
  28. Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian, Objek Penelitian
  29. Profil Bisnis, Gambaran Umum Perusahaan, Visi, Misi, Logo Perusahaan, Makna Logo Perusahaan
  30. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Pestel, Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Analisis 5 Forces Porter
  31. Implementasi Strategi, Membuat Perencanaan Strategis, Melakukan Pembenahan Internal, Mengembangkan media promosi
  32. Kesimpulan dan Saran, analisis internal dan eksternal
  33. Contoh Daftar Isi Skripsi
  34. Skripsi Public Relations dengan Judul Pentingnya Public Relations Untuk Pengembangan Bisnis
  35. Skripsi Virtual Private (VTN), Analisis Jaringan Virtual Private Network Point To Point Protokol
  36. Konsumsi Nasional Menuju Proses Penggelembungan (Bubble) yang Mengkhawatirkan
  37. Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian
  38. Pengaruh Etika Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Pegawai, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah
  39. Pedoman Penulisan, Pembimbingan dan Ujian Skripsi Pelita Bangsa
  40. Latar Belakang, India Melirik Kearah Timur, Orientasi Hubungan Antar Negara Kawasan Asia, Look East Policy (LEP)
  41. Contoh Tesis, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, kerjasama Mekong, Ganga Cooperation Initiative
  42. Era Kolonial Inggris, Pasca Kemerdekaan, Pasca Perang Dingin
  43. Penggunaan Media Inovasi Intraoral Camera, Teknologi Kedokteran Gigi, Tinjauannya Berdasarkan Perpektif Islam
  44. Uni Eropa dan Kebijakan Perfilman, Implementasi Kebijakan Perfilman Uni Eropa: Pembiayaan, Manajemen dan Regulasi
  45. Lahirnya Kebijakan Perfilman Eropa, Perdagangan Global, WTO dan Perfilman Eropa, Perkembangan Terkini Kebijakan Perfilman Eropa
  46. Pembiayaan untuk Perfilman, Bantuan Film Referensi, Bantuan Film Panjang, Bantuan Film Panjang, TV Broadcast Restrictions
  47. PERSAINGAN, KERJASAMA DAN REARSI NEGARA DALAM LINGKUP KEBIJAKAN PERFILMAN EROPA
  48. Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar, inheren terjepit antara seni dan perdagangan.
  49. Daftar Bacaan, Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar
  50. Pemicu Munculnya Reformasi Tahun 1998 
  51. Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Jenis Penelitian, Teknik Pengumpulan Data
  52. Landasan Teori, Teori Partai Politik
  53. Teori Partisipasi Politik
  54. Sejarah Ringkas Kelahiran PDI Perjuangan
  55. Kondisi politik PDI di bawah kekuasaan Orde Baru
  56. Visi dan Misi PDI Perjuangan
  57. Pengertian Public Area Section, Tugas dan Tanggung Jawab Public Area Attendant
  58. Persiapan Kerja Seorang Public Area, Standar penampilan, Standar perilaku dasar, Sikap Dasar, Syarat Khusus
  59. Analisis Literatur, Sejarah Asuransi di Dunia, Sejarah Asuransi di Indonesia, Tinjauan Umum Asuransi, Pengertian Asuransi, Jenis-Jenis Asuransi
  60. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
  61. Kopi adalah salah satu minuman yang disukai dan banyak dikonsumsi di dunia
  62. Pengertian Kepailitan | Subjec dan Objek Kepailitan | Pihak Pemohon Pailit | Debitor pailit | Persyaratan Debitor dinyatakan Pailit | Perdamaian dalam PKPU
  63. Persyaratan Profesional Auditor | Tanggung Jawab Terhadap Profesi | Definisi Indepedensi Akuntan Publik
  64. Consumer Behaviour | Consumer Attitude | Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer
  65. Teknologi Internet Mempengaruhi Perkembangan Ekonomi | Pengaruh Orientasi Belanja Online | Pencarian Informasi Online
  66. Bahan PKL untuk Materi Perhotelan
  67. Skripsi Tentang Pangan, Tata Boga, Pengembangan Bisnis
  68. Protein, Masalah pada Protein Hewani, Berapa Banyak Protein, Keuntungan Protein Nabati, Komplementasi Protein
  69. Mutu Keberhasilan, Indikator Kebersihan Restroom, Definisi Kajian Hotel, Departemen-Departemen Yang Ada di Hotel
  70. Industri pariwisata di Indonesia sudah berkembang cukup pesat
  71. PENGARUH PENGAWET ALAMI DAN BUATAN PADA JAGUNG TERHADAP KESEHATAN TUBUH MANUSIA
  72. Cempedak sebagai Bahan Pangan Yang Multi Manfaat
  73. Fasilitas Hotel JW Marriott Jakarta
  74. Sejarah Singkat Hotel JW Marriott Jakarta, Struktur Organisasi Tata Graha di Hottel JW Marriott Jakarta
  75. Nama Alat Dan Obat Pembersih Serta Kegunaannya Untuk Hotel, Rumah Sakit 
  76. Cara Pengukuran Status Gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi
  77. Pengertian Maksud Tujuan dan Metode Penelitian | Jenis-Jenis Penelitian | Historis, Survey, Ex Post Factor, Eksperimen, Evaluasi, Pengembangan, Tindakan
  78. Penelitian Menurut Tempat, Lapangan, Kepustakaan, Laboratorium, Keilmiahan, Penelitian Pertanian, Penelitian Ekonomi, Fokus penelitian
  79. Fasilitas Yang Tersedia di Hotel Harris Untuk Meningkatkan Kepuasan Konsumennya
  80. Tugas dan Tanggung Jawab Tata Graha Departemen, Seksi-Seksi Pada Bagian Tata Graha, Seksi Linen dan pakaian seragam kerja (Linen dan Uniform section)
  81. Analisis SWOT, Strategi SO (Strenght and Opportunity), Strategi WO (Weakness and Opportunity), Strategi ST (Strength and Threat), Strategi WT (Weakness and Threat)
  82. Marketing Management, Marketing Mix, Distribution Channel, Segmented Marketing, Consumer Behaviour, Consumer Satisfaction, Customer Loyalty
  83. Pengertian Prosedur, Vendor, Piutang Usaha, Utang Usaha, Jenis-jenis Hutang, Pengendalian Internal Hutang Usaha, Tujuan Pemeriksaan Atas Hutang Usaha
  84. Gambaran Umum Perusahaan Kimia Farma, Arti Logo Kimia Farma, Struktur Organisasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
  85. Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen
  86. Kerangka Konsep, Tradisi Penelitian, Perilaku, Landasan Teori, Komunikasi Massa, Komunikasi Konvensional, Intensitas Iklan, Brand Awareness
  87. Prosedur Pembuatan Film After Marriage
  88. Pengaruh Intensitas Iklan Netflix di Youtube, Harga dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Berlangganan di Kota Jakarta
  89. Destinasi Wisata Kota Ternate Maluku Utara
  90. Strategi Pemasaran Sosial Pada Program CSR Vaksin Covid-19
  91. Strategi Pencapaian, Pembuatan Aplikasi Pembangunan Kawasan Pedesaan
  92. Green Banking Penunjang Pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan lingkungan hidup bertujuan untuk Kelangsungan Perekonomian