ANALISIS MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH PENYULINGAN NILAM DI KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK
Sektor pertanian di negara berkembang berpotensi menghasilkan empat jenis kontribusi pertanian. Kontribusi pertanian yang pertama adalah kontribusi produksi, dimana pengembangan sektor non pertanian sangat bergantung pada sektor pertanian, terutama dalam menyediakan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk sektor industri.
Kontribusi kedua adalah kontribusi pasar, hal ini dikarenakan sektor pertanian menghasilkan produk berupa komoditas dan menjual untuk membeli komoditas di sektor non pertanian.
Kontribusi ketiga adalah kontribusi faktor produksi, peran sektor pertanian biasanya dilihat dari pembentukan modal oleh sektor industri yang berasal dari sektor pertanian.
Kontribusi keempat adalah kontribusi dalam menciptakan devisa negara, karena sektor pertanian menghasilkan komoditas yang dapat diekspor dan dapat menghasilkan devisa bagi negara (Soekartawi, 1995).
Sektor pertanian dalam wawasan agribisnis dengan perannya dalam perekonomian nasional memberikan beberapa hal yang menunjukkan keunggulan yang patut dipertimbangkan dalam pembangunan nasional.
Perkembangan teknologi ini dikarenakan masih adanya permasalahan yang dihadapi oleh agroindustri yaitu, antara lain:
Penyediaan bahan baku reguler berupa kuantitas dan kualitas yang memadai, serta harga yang kompetitif merupakan masalah yang sulit bagi agroindustri.
Apalagi bahan baku tersebut harus dibeli di pasar bebas dari petani kecil yang lokasinya tersebar. Kedua, pemasaran seringkali menjadi masalah karena produk yang dihasilkan memiliki pesaing dan karena kurangnya informasi pasar.
Pengembangan agroindustri yang terletak di area pusat produksi atau di area produksi bahan baku itu sendiri perlu mendapat perhatian. Sejak pengembangan agroindustri ada keterkaitan dengan tujuan pengembangan kawasan perdesaan untuk keterlibatan SDM perdesaan.
Sehingga dapat memperkenalkan kegiatan atau perlakuan tambahan terhadap komoditas setelah dipanen, yang nantinya bisa mendapatkan nilai tambah dari komoditas yang dihasilkan.
Pengembangan agroindustri tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga petani. Secara umum, pengembangan agroindustri akan meningkatkan produksi pertanian. Upaya peningkatan produksi pertanian tidak hanya terletak pada peningkatan hasil panen per hektare dengan lima usaha tani, tetapi juga melalui industri pengolahan.
Dengan terus memberikan prioritas tinggi pada pembangunan pertanian, peran pemerintah sangat penting.
Dalam politik pemerintahan, perekonomian Indonesia antara sektor pertanian dan sektor industri memiliki hubungan dan saling mendukung.
Untuk sektor industri menghasilkan kebutuhan pokok yang mendukung sektor pertanian dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia.
Tampaknya peran pertanian masih dominan dan semakin nyata, bahwa sektor ekonomi dipengaruhi oleh sektor pertanian.
Meskipun jumlah usaha tani saat ini sedang menurun, namun penting untuk menjaga dan meningkatkan produksi dengan mengubah bahan baku pertanian menjadi produk olahan agar komoditas pertanian memiliki nilai tambah yang tinggi.
Untuk saat ini, Indonesia merupakan negara pengekspor minyak nilam terbesar di dunia. Tidak hanya secara kuantitas, kualitas minyak nilam Indonesia termasuk yang terbaik di dunia dan hingga saat ini belum ditiru (sintetis).
Minyak nilam banyak digunakan sebagai fiksatif dalam industri parfum, sehingga aroma parfum tidak cepat menguap. Selain itu, aroma minyak nilam juga sangat khas, sehingga banyak diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Selain sebagai parfum, minyak Nilam juga banyak beredar di industri sabun, tonik rambut, dan aroma therapy.
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang menjadi sumber devisa bagi negara. Indonesia saat ini merupakan produsen minyak nilam dunia dengan kontribusi sebesar 90%. Untuk itu perlu menjaga peluang pasar dengan meningkatkan produksi melalui teknik budidaya yang tepat, meningkatkan kualitas minyak nilam dan mengembangkan penanaman nilam ke daerah yang memiliki prospek cukup cerah dari segi tingkat kesesuaian lahan dan iklim. Dari segi lahan, iklim dan pemasaran, kawasan Lampung merupakan salah satu kawasan yang memiliki prospek cukup cerah untuk pengembangan tanaman nilam. Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal sebagai minyak nilam ("minyak nilam").
Tanaman nilam telah lama berkembang pesat di Indonesia dengan wilayah utamanya adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Dalam delapan tahun terakhir, tan'man nilam mulai banyak dibudidayakan oleh petani. Peningkatan luas tanaman nilam, menunjukkan bahwa tanaman nilam cukup diminati oleh petani untuk dibudidayakan di daerah ini. Namun, untuk mendapatkan hasil yang optimal, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti iklim, lahan, dan faktor pasar.
Minyak nilam di Indonesia sangat populer di pasar Amerika dan Eropa, terutama digunakan untuk bahan baku industri pembuatan parfum (sebagai pengikat bau atau fiksatif parfum), kosmetik, dan lain-lain. Komponen utama minyak Nilam (diperoleh dari distilasi daun Nilam) adalah alkohol pachoully (45 – 50%), sebagai karakteristik utama. Bahan industri kimia penting lainnya termasuk kampor nilam, cadinene, benzaldehida, eugenol, dan aldehida kayu manis. Minyak nilam dapat digunakan untuk obat anntiseptik, anti jamur, anti jerawat, eksim dan kulit pecah-pecah, serta ketombe. Ini juga dapat mengurangi peradangan. Bahkan dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan insomnia). Minyak ini sering digunakan untuk bahan terapi aroma. Juga afrodisiak: meningkatkan gairah seksual.
Selain sebagai komoditas ekspor nonmigas yang banyak dibutuhkan di dunia, nilam juga banyak digunakan di berbagai industri di dalam negeri, sehingga permintaannya baik dari dalam maupun luar negeri semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam perdagangan, komoditas ini dipandang cukup strategis. Terbukti saat guncangan ekonomi yang melanda Indonesia, komoditas ini masih ada. Bahkan, ketika krisis moneter menyebabkan kebanyakan orang mengalami kesulitan ekonomi, petani dan produsen nilam memperoleh keuntungan yang sangat melimpah.
Hingga saat ini, nilam masih sebatas dibudidayakan di daerah tertentu, sehingga peluang pengembangan dan prospek usaha terbuka sangat luas mengingat permintaan pasar terus meningkat dari tahun ke tahun. Nilam merupakan salah satu kebanggaan Indonesia, karena kualitas nilam Indonesia adalah yang terbaik di dunia dan peminatnya banyak. Sayangnya, hingga saat ini nilam belum dibudidayakan dan dikembangkan secara optimal, meski permintaan pasar, baik dari dalam maupun luar negeri cukup tinggi. Lantas, mengapa tidak mencoba mengembangkan komoditas yang cukup prospektif ini mulai sekarang?
Meskipun prospek nilam cukup cerah, baik untuk pasar domestik maupun luar negeri, tidak sedikit masalah yang dihadapi, seperti produktivitas yang rendah, standar kualitas yang bervariasi, pasokan bahan yang tidak berkelanjutan, dan harga yang berfluktuasi. Salah satu pemicu munculnya berbagai permasalahan adalah hingga saat ini nilam masih dibudidayakan oleh petani secara tradisional dan dalam skala kecil. Mereka mengupayakan nilam umumnya memiliki modal dan teknologi yang terbatas sehingga kualitas minyak yang dihasilkan juga sangat beragam. Hal ini mengakibatkan harga produk yang dihasilkan tidak stabil, karena seringkali tidak memenuhi standar kualitas yang diinginkan oleh pasar.
Saat ini industri Minyak Atsiri (Nilam) semakin maju dan berkembang pesat terbukti dengan hasil produksi yang dihasilkan dari tanaman nilam yang telah disuling menjadi minyak Atsiri yang digunakan sebagai wewangian dan kosmetik. Dengan perkembangan tersebut, industri minyak atsiri (nilam) merupakan salah satu industri minyak atsiri (nilam) di wilayah Jawa Timur, dan yang menjadi pesaing industri baik di wilayah Trenggalek maupun di luar wilayah.
Minyak Atsiri berbahan nilam dikemas dalam wadah berbentuk yurigen, masing-masing berkapasitas, sekitar 10 kg bahkan sampai dengan yang berkapasitas 20 kg yang ditawarkan memiliki beberapa ukuran dimana pilihan jenis minyak yang ditawarkan adalah yang berwarna kuning kehijauan untuk jenis minyak suling dari ketel yang terbuat dari stainless menggunakan sistem penguapan, dan jenis minyak yang agak kecoklatan dari ketel yang terbuat dari besi menggunakan sistem rebus dan kukus.
Oleh karena itu, pemain baru yang memiliki modal, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup kuat dan baik akan sangat membantu dalam pengembangan nilam di Indonesia. Dari uraian latar belakang di atas, penelitian ini berjudul "Analisis Margin Pemasaran Nilam dan Nilai Tambah Distilasi Nilam".