Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Pestel, Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Analisis 5 Forces Porter
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
Analisis Ekstenal
Lingkungan eksternal yang akan dianalisis akan mempengaruhi perkembangan dan dinamika dari makro ekonomi Indonesia dan industri katering di Indonesia yang sedang dan akan terjadi dalam kjangka waktu 3 tahun kedepan. Pada analisis eksternal akan mendapatkan dua fakta yaitu peluang dan ancaman yang dapat berdampak pada keberlangsungan bisnis katering.
Analisis PESTEL berfungsi untuk melihat fakta-fakta dari makro ekonomi yang mempengaruhi kondisi industri katering di Indonesia. Kondisi makro ekonomi Indonesia bisa menjadikan peluang atau ancaman bagi industri katering kedepannya.
Politik
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia No. 18 tahun 2015 tentang jasa boga dan katering tidak termasuk dalam jenis jasa yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Hal ini meluruskan jenis jasa itu kerap terkena pajak ganda yakni PPN dan Pajak Daerah. Direktur Peraturan Perpajakan 1 Ditjen Pajak Irawan menegaskan jasa boga atau katering hanya dikenakan pajak daerah berdasarkan PMK tersebut. Dari fakta tersebut bisa menjadi peluang untuk industri katering dalam mengembangkan bisnisnya. Pajak Pertambahan Nilai menjadi salah satu faktor pemain industri katering untuk mengembangkan usahanya karena dengan berkembangnya usaha, maka akan besar juga PPN yang dibebankan untuk usahanya.
Ekonomi
Sejak beberapa bulan terakhir, perekonomian nasional mengalami perlambatan. Hal tersebut terjadi karena efek ekonomi global ditambah fluktuasi harga jual sejumlah komoditi. Tentunya situasi itu berpengaruh pada daya beli masyarakat. Sektor jasa boga, utamanya, katering yang terkena dampak kondisi perokonomian nasional terkini, menurut Imas Yuhana, Ketua Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Perusahaan Jasa Indonesia Kota Bandung.
Selain fluktuasi harga, hal lain yang menjadi tantangan para pebisnis katering adalah ajang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Kedua fakta tersebut menjadi ancaman bagi industri katering, karena para pemain di industri katering dituntut untuk menjaga kualitas produk, kualitas bahan baku, dan efisiensi operasional dalam menjalankan usahanya.
Sosial
Tren jenis makanan yang sedang berkembang adalah jenis makanan Exotic Food seperti makanan Indonesia, Singapura, dan Thailand, yaitu makanan berempah yang banyak dijumpai di negara Asia maupun Amerika Latin. Hal ini diungkapkan oleh Vindex Tengker, seorang Executive Chef. Dari fakta yang dijelaskan, bisa disimpulkan bahwa tren makanan Indonesia kembali menjadi pilihan masyarakat setelah beberapa tahun lalu makanan barat mendominasi tren makanan di Indonesia. Fakta tersebut bisa menjadi peluang untuk mengembangkan jenis produk dan mempertahankan cita rasa berbumbu dan spicy bagi pemain di industri katering di Indonesia.
Teknologi
Tren gaya hidup masyarakat Indonesia di kota besar telah bergeser pada generasi gadget dan internet. Pengaruh jejaring sosial di internet pun semakin besar seperti dalam memilih tempat wisata maupun memilih rekomendasi tempat makan. Masyarakat lebih percaya pada banyaknya orang yang membicarakan hal-hal di twitter atau rekomendasi teman-teman di sosial media lainnya dari pada brosur. Fakta tersebut menjadi peluang untuk mengembangkan media promosi produk atau jasa layanan dari suatu industri.
Lingkungan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 mengenai higiene sanitasi jasaboga bahwa pengelolaan makanan oleh jasa boga harus memenuhi higiene sanitasi dan dilakukan sesuai cara pengolahan yang baik. Peraturan tersebut menjadi ancaman untuk industri katering karena pemain di industri katering harus menjaga kebersihan baik dari bahan baku, proses produksi, sampai pengemasannya.
Analisis 5 Forces Porter
Analisis industri berfungsi untuk melihat profitabilitas dan juga kompetisi yang terjadi di suatu industri. Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode five forces, di mana melalui pendekatan ini akan dilihat tingkat profitabilitas dan kompetisi yang terjadi pada industri jasa boga di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Bargaining Power of Customers
Pelanggan adalah target utama dari perusahaan untuk mendapatkan revenue, oleh sebab itu peran konsumen juga harus dianalisis terkait karakteristik dari pelanggan dalam melakukan pembelian produk. Berikut ini adalah ananisis di dalam industri jasa boga terkait daya tawar pelanggan;
- Pelanggan tergolong price sensitive, di mana harga menjadi komponen penting untuk menjadi faktor penentu pembelian.
- Cita rasa dari masakan dan minuman menjadi hal yang terpenting untuk pelanggan.
- Ketepatan waktu menjadi hal yang penting karena dalam hal ini pelanggan memesan makanan dan minuman untuk sebuah acara yang berhubungan dengan jamuan makan.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya tawar konsumen di industri ini tergolong tinggi.
Threat of Subtitute Products
Banyak produk pengganti yang dinilai menjadi salah satu hal yang menghambat bagi para pemain di dalam industri jasa boga untuk dapat secara bebas menjual produk. Peran produk pengganti ini sering kali menjadi hal yang lebih berat dihadapi. Contoh dari produk pengganti untuk industri jasa boga adalah, restoran cepat saji mempunyai jasa pelayanan untuk pesanan ulang tahun, arisan, dan gathering. Hal tersebut merupakan suatu ancaman untuk industri jasa boga. Selain harga yang ditawarkan juga tidak terlalu jauh dengan harga makanan dan minuman di industri ini, tetapi pelayanan pesan antar yang ditawarkan oleh restoran cepat saji termasuk sangat baik. Sejauh ini ancaman dari produk pengganti masih tergolong rendah untuk industri jasa boga.
Bargaining Power of Suppliers
Ketersediaan suplier di dalam industri menjadi salah satu jaminan keberlangsungan bisnis. Suplier yang berkualitas menjadi modal penting bagi perusahaan apabila ingin masuk dan bersaing di dalam industri jasa boga. Berikut adalah gambaran daya tawar suplier di industri jasa boga:
- Jumlah suplier untuk industri jasa boga terbilang cukup banyak baik suplier dari pasar tradisional maupun pasar modern. Adapun suplier indusri jasa boga adalah, sayur-mayur, ayam, daging, telur, gas, minyak goreng, bumbu dapur, dan box untuk kemasan makanan.
- Pada industri jasa boga, kuantitas untuk pemesanan atau pembelian barang menjadi penentu tinggi atau rendahnya harga.
- Hubungan yang baik dengan suplier dapat memberikan jaminan kualitas dari bahan baku yang ingin dibeli. Selain kualitas bahan baku, sistem pembayaran untuk pembelian bisa dinegosiasikan.
Berdasarkan hal-hal di atas maka dapat disimpulkan bahwa daya tawar suplier tergolong sedang.
Threat of New Entrants
Analisis pendatang baru terkait dengan kemudahan para pemain baru untuk dapat masuk ke dalam industri. Faktor-faktor seperti pendanaan, izin, suplier, cita rasa yang lezat dan lain-lain menjadi pertimbangan dari para pendatang baru untuk dapat masuk ke dalam industri ini. Berdasarkan hal tersebut, ancaman dari pendatang baru tergolong sedang untuk industri jasa boga.
Competitive Rivalry Within an Industry
Persaingan di industri jasa boga tergolong kompetitif. Pemain pada skala kecil sampai skala besar pun terkadang saling bersaing untuk melayani pelanggan dari berbagai segmen. Walaupun persaingan terlihat kompetitif, kadang-kadang para pemain di industri jasa boga saling membantu untuk melayani pelanggan apabila salah satu pemain di industri ini tidak sanggung untuk memenuhi pesanan dari pelanggan, sehingga pemain tersebut bekerja sama dengan pemain lain untuk membantu melayani pesanan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, persaingan di industri jasa boga ini tergolong tinggi.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa untuk masuk di industri jasa boga diperlukan hubungan yang baik dengan suplier, hubungan yang baik antar pemain di industri jasa boga, dan hubungan yang baik dengan pelanggan. ketiga faktor tersebut yang menjadi bagian yang terpenting untuk masuk ke industri jasa boga.
External Factor Evaluation
External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk menilai kesiapan H. Halim Catering terhadap kondisi eksternal industri jasa boga. Penilaian EFE diukur berdasarkan hasil analisis eksternal.
Berikut adalah hasil analisa EFE H. Halim Catering pada industri jasa boga.
Analisa dilakukan dengan hasil analisis eksternal dari industri jasa boga, dan tiap-tiap faktor eksternal diberi bobot dengan menggunakan metode pair comparison. Setiap faktor-faktor tersebut kemudian diberi rating 1 (jawaban tidak bagus), 2 (jawaban rata-rata), 3 (Jawaban di atas rata-rata), dan 4 (jawaban superior) untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini menjawab faktor ini. Peringkat didasarkan pada keadaan perusahaan, sedangkan bobot didasarkan pada industri.
Berdasarkan hasil analisis, skor 3,22 mendeskripsikan bahwa H. Halim Catering telah cukup tanggap terhadap berbagai peluang dan ancaman di sekitarnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perusahaan saat ini sudah memaksimalkan keuntungan dengan memanfaatkan peluang serta mengatasi berbagai ancaman yang ada. Ancaman yang paling sulit untuk diatasi adalah masalah kenaikan harga sejumlah komoditi yang dapat membuat pelanggan merasa merugi, dan ditambah dengan switching cost yang kecil, membuat pelanggan dapat beralih ke produk substitusi dengan mudah.
Analisis Competitive Profile Matrix
Competitive Profile Matrix digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan dari H. Halim Catering dengan para kompetitornya. Penilaian CPM diukur berdasarkan Key Success Factors (KSF) yang di dapat dari hasil analisis eksternal.
Berikut adalah hasil dari analisis CPM H. Halim Catering dengan dua kompetitor yang sebanding yaitu Puspa Catering dan Adhika Catering;
Analisis CPM dilakukan dengan menentukan KSF dari industri katering, diberi bobot untuk setiap KSF dengan metode Pair Comparison. H. Halim Catering dibandingkan dengan 2 kompetitor sejenis untuk melihat seberapa kompetitif H. Halim Catering dalam menghadapi keadaan eksternal yang dilihat dari KSF tersebut. Setiap faktor dilihat dari kapabilitas internal dengan diberi rating nilai 1 (kurang kompeten), 2 (cukup kompeten), dan 3 ( sangat kompeten).
Bobot setiap KSF dikalikan dengan setiap ratng yang telah dianalisis dari H. Halim Catering maupun kedua pesaingnya. Langkah terakhir yaitu menjumlahkan hasil nilai setiap KSF untuk setiap pemain di industri Katering pada tabel CPM di atas.
Dari tabel analisis CPM di atas, dapat dilihat bahwa H. Halim Catering masih sedikit unggul dibandingkan dengan pesaingnya dengan nilai 2,35. Harga kompetitif dan varian menu menjadi faktor yang membuat H. Halim Catering unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
H. Halim Catering masih tertinggal dari pesaingnya yaitu puspa catering pada faktor pemasaran. Hal tersebut dikarenakan puspa catering sudah menggunakan strategi pemasaran yang agresif baik di media sosial maupun media pemasaran lainnya.
Analisis Internal
Analisis internal digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan H. Halim Catering saat ini. fakta-fakta mengenai kekuatan dan kelemahan H. Halim Catering di dapat dari analisis fungsional dan juga pemetaan bisnis dengan model bisnis kanvas.
Analisis Fungsional
Analisis fungsional merupakan cara untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pendekatan yang meliputi departemen departemen yang terintegrasi dalam suatu perusahaan, seperti Marketing, Operation, HRD, Finance, R&D dan Teknologi
Aspek Keuangan
Aspek ini melihat hasil laporan inkubator bisnis yang mencakup pendapatan dari H. Halim Catering selama 3 bulan. Pada laporan arus kas dimana pada bulan pertama H. Halim Catering melakukan investasi bisnis. Investasi lebih besar pada peralatan masak, freezer, dan bahan baku untuk persediaan 2 bulan awal. Pendapatan H. Halim meningkat setiap bulannya dalam 3 bulan implementasi. Berikut adalah detil penjelasan dari setiap arus kas perbulan dari H. Halim Catering selama menjalani proses inkubator bisnis;
Bulan awal H. Halim Catering menjalani inkubator bisnis dimulai dengan modal 29.000.000 Rupiah. Modal tersebut digunakan untuk membeli keperluan peralatan masak sebesar 20.000.000 Rupiah, renovasi dapur sebesar 3.000.000 Rupiah, dan membeli freezer untuk menyimpan bahan baku sebesar 6.000.000 Rupiah. Modal awal ini dimasukkan pada laporan arus kas pada bulan 0.
Bulan 1 merupakan implementasi H. Halim Catering menerima pesanan dari pelanggan. H. Halim Catering mengeluarkan biaya operasional sebesar 17.050.000 Rupiah untuk membeli bahan baku, dan 10.700.000 Rupiah untuk biaya lainnya seperti biaya transportasi, biaya tenaga kerja, dan biaya listrik. Biaya tersebut digunakan untuk melayani pesanan pelanggan dengan total penjualan pada bulan 1 sebesar 34.000.000 Rupiah. Keuntungan H. Halim Catering pada bulan 1 senilai 6.250.000 Rupiah. Keuntungan pada bulan pertama didapat dari produk nasi box dari H. Halim Catering. untuk laporan arus kas bulan 1, H. Halim Catering masih minum 22.750.000 Rupiah karena keuntungan bulan 1 dikurangi dengan modal investasi awal.
Bulan 2, H. Halim Catering mengeluarkan biaya yang cukup banyak yaitu sebesar 43.600.000 Rupiah untuk biaya operasional, dan 16.875.000 Rupiah untuk biaya lainnya. Pendapatan yang didapat pada bulan 2 sebesar 120.000.000 Rupiah. Keuntungan yang didapat pada bulan 2 sebesar 59.525.000 Rupiah.
Bulan 3, H. Halim Catering mencoba menambah produk baru yaitu pesanan buffet. Pada bulan 3 terlihat produk baru tersebut dapat membantu pendapatan dari H. Halim Catering, sehingga pendapatan H. Halim Catering pada bulan 3 sebesar 134.500.000 Rupiah. Pendapatan tersebut dikurangi dengan biaya pengeluaran sebesar 60.765.000 Rupiah, sehingga H. Halim Catering mendapat keuntungan pada bulan 3 sebesar 73.735.000 Rupiah.
Perhitungan dari NPV (Net Present Value) untuk inkubator bisnis H. Halim Catering yaitu sebesar 41.478.656 Rupiah. Angka tersebut didapat dari persentase biaya modal pertahun sebesar 25%. Sedangkan untuk IRR (Internal Rate of Return) sebesar 54,45%. Hal tersebut bisa menjadi acuan bahwa investasi yang dilakukan lebih tinggi dari laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang dilakukan oleh H. Halim Catering. sedangkan PP (Payback Period) H. Halim Catering terjadi pada bulan 2 yang berarti H. Halim Catering mampu mengembalikan modal awalnya pada bulan
2. Aspek Sumber Daya Manusia
Pada aspek sumber daya manusia, H. Halim Catering percaya akan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan-karyawannya. Apabila pesanan sedang banyak, H. Halim Catering mempunyai daftar karyawan Magang. Untuk saat ini, H. Halim Catering belum membutuhkan tambahan karyawan tetap. H. Halim Catering harus memperhatikan upah karyawan untuk industri katering, jangan sampai H. Halim Catering memberikan upah ke karyawannya lebih rendah dari upah standar yang ada di industri katering. Hal tersebut sangat penting untuk menjaga kesejahterahan karyawan dan meningkatkan loyalitas para karyawan H. Halim Catering yang rata-rata sudah bekerja lama di Pondok Ayam Goreng H. Halim.
Sumber daya manusia untuk bisnis catering memang bisa di katakan vital, hanya saja juga harus memilih dengan benar. Hal ini dikarena menyangkut dengan kepuasan dari pelanggan H. Halim itu sendiri. Kebersihan,kerjasama,dan teliti adalah nilai-nilai yang harus tertanam di pekerja H. Halim. Bisnis yang di geluti oleh H. Halim memaksa para pekerja untuk berbuat demikian karena merupakan usaha jasa.
Dalam memilih sumber daya manusia untuk bekerja di H. Halim, Penulis melihat adanya campur tangan dari orangtua untuk memilih berdasarkan kriteria yang di inginkan. Hal ini dikarenakan orangtua penulis mengetahui lebih detail tentang dapur dan citarasa yang akan di angkat oleh H. Halim. Selain dari peran orangtua penulis,ada pula karyawan yang di terima berdasarkan usulan pekerja yang telah lebih dahulu kerja di H.Halim. hal ini di maksudkan agar karyawan H. halim yang akan bergabung sudah mengetahui terlebih dahulu lingkungan H. Halim ataupun biasanya sudah pernah magang. Kriteria selama ini yang menjadi standar dari karyawan H. Halim ialah kemauan untuk belajar dan dapat membantu satu sama lain. H. Halim memang tidak mempunyai kriteria yang spesifik.
Aspek Operasional
Proses operasional H. Halim Catering merupakan aspek yang terpenting dalam implementasi pengembangan bisnis ini. selama 3 bulan berjalan, proses operasional mulai dari pemilihan suplier sampai dengan proses distribusi masih berjalan dengan baik. Kendala terbesar dalam implementasi pengembangan bisnis ini yaitu dalam proses distribusi. Apabila pesanan sedang banyak, dan harus diantar dalam 1 waktu yang bersamaan, H. Halim Catering harus menyewa kendaraan atau meminjam mobil orang tua untuk mengantar pesanan-pesanan tersebut. Selain itu, owner merasa perlu membuat standar operasional prosedur agar menjaga konsistensi proses operasional. H. Halim Catering ingin membuat para karyawannya memahami proses standar yang akan dirancang agar tidak ada yang menjadi key person dalam implementasi pengembangan bisnis ini.Saat ini proses pengiriman pesanan dan prosedur yang belum baku masih menjadi kendala di internal H. Halim Catering.
Aspek Pemasaran
Promosi yang dilakukan H. Halim Catering masih tergolong konservatif. H. Halim Catering masih menggunakan media brosur dan cara word of mouth. Walaupun selama 3 bulan implementasi pengembangan bisnis masih berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan owner, H. Halim Catering berencana untuk mengembangkan media promosi dengan menggunakan memanfaatkan sosial media. Sosial media sangat berpengaruh pada zaman dimana hampir seluruh masyarakat menggunakan teknologi untuk berkomunikasi. Walaupun hampir semua industri sudah menggunakan media sosial, H. Halim Catering merasa belum terlambat untuk melakukan promosi di media sosial.
Analisis BMC H. Halim Catering saat ini
Berikut ini adalah kondisi bisnis saat ini dari H. Halim Catering yang akan diuraikan berdasarkan 9 komponen dari Model Bisnis Kanvas;
1. Segmentasi Pelanggan
H. Halim Catering saat ini fokus pada pelanggan yang membutuhkan jasa katering untuk acara ulang tahun, pernikahan, pengajian, makan siang untuk perusahaan dan arisan di daerah Jakarta dan sekitarnya. Segmen pelanggan tersebut meliputi 30% pelanggan perusahaan, 20% pelanggan dari komunitas, dan 50% pesanan individu atau perorangan. Saat ini fokus H. Halim Catering masih melayani pelanggan individu yang ingin memesan untuk acara pernikahan, pengajian, dan ulang tahun. Namun untuk kedepannya, H. Halim ingin memperluas segmen dari pelanggan perusahaan dan komunitas yang semakin berkembang di Jakarta.
2. Proposisi Nilai
Proporsi nilai yang dianut oleh H. Halim Catering untuk menjalankan usahanya yaitu konsistensi dari cita rasa dari setiap jenis makanan & minuman yang diberikan untuk pelanggan serta varian jenis produk yang diberikan untuk pelanggan sangat beragam.terdapat dua jenis produk dari H. Halim Catering yaitu produk nasi box dan buffet. Kedua paket tersebut juga menawarkan kombinasi makanan yang bisa dipilih sesuai dengan keinginan pelanggan yang disesuaikan dengan kriteria dari jenis makanan dan minuman yang ditawarkan.
3. Saluran
Saluran yang digunakan H. Halim Catering masih menggunakan media pemasaran sederhana seperti brosur. Selain brosur, H. Halim Catering mengandalkan pemasaran mulut ke mulut atau word of mouth. H. Halim Catering bergabung dalam Asosiasi Katering Indonesia. Dengan bergabungnya H. Halim Catering dalam asosiasi tersebut, H. Halim Catering mendapatkan beberapa keuntungan diantaranya adalah acuan harga standar untuk produk paket makanan yang ditawarkan setiap anggota, kerja sama dalam melayani pelanggan yang jumlah pesanannya sangat banyak, dan informasi suplier yang berkualitas.
4. Hubungan Pelanggan
H. Halim Catering memberikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk setiap pelanggannya sehingga membuat sebagian besar pelanggan menggunakan jasa dari H. Halim Catering kembali apabila pelanggan membutuhkan jasa katering. Selain itu H. Halim Catering juga menanyakan kualitas pelayanan yang diberikan ke pelanggan setelah mereka memesan dan merasakan jasa atau produk dari H. Halim Catering dengan cara menelpon pelanggan yang sering memesan produk H. Halim Catering yang berguna untuk perbaikan berkelanjutan usaha H. Halim Catering.
5. Aliran Pendapatan
Sumber pendapatan H. Halim Catering berasal dari dua jenis layanan produk yaitu produk nasi box dan produk paket buffet. H. Halim Catering saat ini masih fokus pada dua jenis layanan produk tersebut untuk memberi pilihan bentuk paket yang diinginkan oleh pelanggan. Selain itu H. Halim Catering mempunyai sumber pendapatan lainnya dari kerja sama dengan pemain di industri ini dalam satu acara apabila menggunakan bendera dari H. Halim Catering. sebagai contoh untuk beberapa produk minuman dari H. Halim Catering merupakan kerja sama dengan pengusaha katering lain dengan sistem bagi hasil.
6. Sumber Daya Kunci
Sumber daya kunci adalah bagian yang mendukung usaha katering dari H. Halim Catering berjalan sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Sumber daya kunci dari H. Halim Catering meliputi sumber daya manusia atau karyawan dari H. Halim Catering dan fasilitas fisik seperti dapur, peralatan dapur dan kendaraan distribusi dari H. Halim Catering.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan bagian yang penting dalam proses bisnis ini. sumber daya manusia yang paling penting dalam bisnis ini adalah juru masak setiap ada pesanan. Perlu keahlian memasak, mengolah bumbu masakan, dan menjaga konsistensi rasa yang diberikan untuk pelanggan. Saat ini H. Halim Catering sudah merekrut 9 karyawan. Karyawan tersebut terdiri dari 4 karyawan tetap dan 5 karyawan part time.
Berikut adalah daftar dari nama karyawan dan status karyawan yang bekerja di H. Halim Catering ;
1. Karyawan Tetap
H. Halim Catering mempunyai 4 karyawan tetap yang bertugas untuk memasak setiap pesanan pelanggan, dan membeli bahan baku di suplier. karyawan tersebut berasal dari orang-orang yang sudah dikenal dari owner H. Halim Catering berdasarkan rekomendasi dari orang tua owner.
Para karyawan tetap merupakan karyawan dari pondok ayam goreng H. Halim yang dipindahkan ke H. Halim Catering dikarenakan pengalaman mereka yang ahli dalam mengolah berbagai makanan yang ada pada menu H. Halim Catering. Karyawan sudah terbiasa untuk meracik bumbu yang diajarkan oleh orang tua owner, oleh karena itu owner tidak khawatir untuk urusan proses masak dan konsistensi rasa dari masakan yang dibuat oleh para karyawannya.
Para karyawan tetap yang bekerja di H. Halim Catering juga masih membantu rumah makan pondok ayam goreng H. Halim apabila sedang tidak ada pesanan, karena pesanan yang datang masih belum rutin setiap hari datang. Biaya untuk membayar gaji karyawan tetap terkadang menjadi sedikit kendala yang harus dibayarkan ke karyawannya setiap bulan. Gaji mereka rata-rata sekitar 1.5 juta rupiah sampai 1.8 juta rupiah. Hal ini menjadi kendala apabila H. Halim Catering pada bulan tertentu tidak terlalu banyak pesanannya.
2. Karyawan Part Time
H. Halim Catering mempunyai 5 karyawan part time yang mempunyai tugas seperti proses pembelian bahan baku, proses pembersihan bahan baku, proses pengemasan, dan proses distribusi. Para karyawan part time ini rata-rata berasal dari wilayah di sekitar rawamangun yang sudah sering menjadi karyawan part time di pondok ayam goreng H. Halim Catering.
Para karyawan part time direkrut dan dibayar pada saat ada pesanan. Para karyawan menerima Rp 500,00 setiap box pesanan yang dipesan oleh pelanggan. untuk pesanan buffet, maka ada negosiasi pembayaran setiap pesanan. Untuk tenaga kerja part time, owner tidak mengalami kesulitan apabila salah satu dari mereka ada yang sedang tidak bisa membantu bekerja membuat pesanan pelanggan, karena owner mempunyai daftar orang yang bisa menggantikan posisi karyawan part time tersebut.
b. Fasilitas Fisik
Fasilitas fisik menjadi salah satu sumber daya yang digunakan H. Halim Catering untuk proses produksi sampai proses distribusi pesanan. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis fasilitas fisik dari H. Halim Catering;
1. Dapur Produksi
H. Halim Catering memiliki dapur untuk produksi pesanan dari pelanggan. dapur ini digunakan untuk proses operasional dari H. Halim Catering mulai dari penyimpanan bahan baku, proses memasak pesanan, sampai dengan pengemasan pesanan. Fasilitas dapur dari H. Halim Catering selalu dijaga kebersihan dan kerapihannya agar dapat memberikan kualitas pesanan yang baik ke pelanggan.
2. Kendaraan Distribusi
Sampai saat ini H. Halim Catering hanya memiliki sebuah kendaraan untuk mengantar pesanan ke pelanggan. hal tersebut menjadi kendala apabila ada pesanan yang harus diantar dalam waktu yang bersamaan. Apabila terjadi pesanan yang harus diantar dalam waktu yang bersamaan, H. Halim Catering menyewa kendaraan untuk mengantar pesanan tersebut. Namun hal tersebut menambah biaya produksi dari kegiatan operasional H. Halim Catering
3. Peralatan
H. Halim Catering mempunyai peralatan yang cukup lengkap untuk menyimpan bahan baku seperti freezer dan lemari, peralatan masak seperti kompor, panci, alat panggang, dan beberapa peralatan masak lainnya. Sampai saat ini peralatan yang digunakan H. Halim Catering dalam mengolah pesanan masih dapat digunakan dengan baik. Namun H. Halim Catering harus memikirkan kapan peralatan tersebut untuk diganti dengan peralatan yang baru untuk menunjang proses produksi pesanan pelanggan.
7. Aktivitas Kunci
H. Halim Catering melakukan 6 tahap dalam proses pengolahan makanan yaitu mulai dari pembersihan bahan baku, peracikan bumbu, proses memasak, dan proses tes rasa. Ke-enam tahapan tersebut selalu dilakukan pada setiap pesanan. Proses pengolahan makanan dan minuman adalah proses utama dari bisnis H. Halim Catering. Dengan menjaga konsistensi dari proses ini, maka dapat memberikan hasil yang baik untuk para pelanggan H. Halim Catering. Berikut adalah alur dari tahapan proses pengolahan makanan dari H, Halim Catering:
a) Proses Pembersihan Bahan Baku
Kebersihan merupakan hal yang sangat penting untuk industri jasa boga. Bahan baku yang digunakan selain segar, harus terjaga kualitas kebersihannya. Oleh karena itu owner dari H. Halim Catering juga memantau proses membersihkan bahan baku yang akan diolah. Bahan baku yang perlu dibersihkan seperti sayur, ayam, daging, dan beras. Bahan baku tersebut harus dipastikan sudah dicuci dengan bersih sebelum diolah. Setelah bahan baku selesai dicuci atau dibersihkan, maka bahan baku tersebut ditiriskan hingga tidak ada lagi bakteri dan air yang menempel pada bahan tersebut. Proses pembersihan dilakukan setelah bahan tersebut dibeli dari suplier. Pembersihan bahan baku tidak dilakukan apabila ada pesanan karena dikhawatirkan bakteri yang sudah dibeli akan berkembang apabila tidak langsung dibersihkan, sehingga mengurangi kualitas dan kesegaran dari bahan baku yang akan diolah.
b) Proses Peracikan Bumbu
Selain proses pembersihan bahan baku, prose peracikan bumbu juga merupakan hal yang penting. Ini merupakan dasar dari rasa yang akan tercipta dari setiap menu pesanan H. Halim Catering. Untuk proses ini, karyawan tetap untuk proses pengolahan sudah terlatih untuk meracik bumbu. Bumbu yang diracik terdiri dari bumbu untuk bahan mentah sebelum dimasak, bumbu untuk proses pemasakan, dan bumbu untuk campuran bahan yang sudah matang. Bumbu untuk bahan mentah digunakan sebagai rasa dasar untuk bahan baku seperti daging, ayam, telur, tempe, dan tahu. Sedangkan bumbu untuk proses pemasakan biasanya digunakan sebagai penyedap rasa pada saat bahan baku dimasak seperti, bumbu untuk menu kuah. Bumbu campuran untuk bahan yang sudah dimasak terdiri dari aneka sambal, kecap dan bumbu kacang.
Orang tua dari owner H. Halim Catering masih suka membantu dalam meracik bumbu-bumbu yang diracik untuk setiap menu yang ada di H. Halim Catering. Sejauh ini proses peracikan bumbu menjadi kunci utama dari proses pengolahan makanan dan minuman dari H. Halim Catering.
c) Proses Pemasakan
Proses memasak makanan dan minuman merupakan tahap berikut setelah bumbu dan bahan baku sudah dibersihkan dan diracik. Pada proses ini diperlukan keahlian memasak dan ketelitiian terutama pada saat menambahkan bumbu penyedap rasa, memasukkan bahan baku yang harus dimasak lebih awal dan bahan baku yang terakhir akan dimasak. Tingkat kematangan adalah hal yang sangat penting untuk proses ini. juru masak harus bisa memastikan tingkat kematangan sesuai dengan cita rasa yang ingin diberikan H. Halim Catering ke pelanggan-pelanggannya. Apabila masakan yang dimasak terlalu matang, maka juru masak akan membuat ulang masakan yang dipesan. Hal tersebut dapat menimbulkan biaya lebih yang berakibat pada menipisnya keuntungan atau bahkan dapat berakibat kerugian.
d) Proses Tes Rasa
Setelah masakan selesai dimasak, maka masakan tersebut akan dites rasanya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa rasa yang ingin diberikan ke pelanggan sudah sesuai dengan cita rasa H. Halim Catering. apabila rasa masakan yang sudah dimasak masih kurang sesuai rasanya, maka akan ditambahkan bumbu lagi sampai mendapatkan rasa yang pas. Tetapi apabila rasa terlalu asin, manis, asam, sangat sulit untuk mengurangi rasa yang sudah dimasak. setelah rasa sudah dirasa pas dengan cita rasa H. Halim Catering, maka masakan tersebut siap dikemas sesuai dengan porsi yang dipesan oleh pelanggan.
e) Proses Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian yang perlu diperhatikan dalam industri jasa boga. Cara mengemas makanan yang sudah diolah juga perlu diperhatikan agar porsi setiap box pesanan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Bahan yang sudah menjadi masakan siap saji akan dikemas sebelum diantar ke pelanggan. pengemasan yang dilakukan oleh H. Halim Catering terdiri dari 2 jenis yaitu pengemasan untuk pesanan box, dan pesanan buffet. Untuk menu box, biasanya terdiri dari beberapa komposisi jenis makanan mulai dari nasi, sayur, daging atau ayam, dan buah. Untuk 1 menu buffet, H. Halim Catering sudah mengestimasi rata-rata jumlah porsinya.
f) Proses Quality Control
Semua proses sudah dilakukan dan proses terakhir dari proses pengolahan masakan dan minuman adalah proses Quality Control. Proses QC adalah proses pengecekan kembali antara pesanan baik dari jenis menu, kuantitas pesanan dan alamat pengiriman harus sesuai. Apabila dalam pesanan 200 porsi box makanan, terdapat beberapa box yang kombinasi makanannya kurang lengkap, bisa membuat pelanggan kecewa. Pada proses ini owner langsung turun tangan untuk memastikan bahwa pesanan untuk pelanggan siap diantar.
8. Mitra Kunci
H. Halim menjalankan usaha katering ini dengan dibantu oleh beberapa mitra. Terdapat dua mitra kunci yang membantu usaha katering dari H. Halim Catering sampai saat ini yaitu:
a) Pemain di Industri Catering
H. Halim Catering bergabung dengan Asosiasi Katering Indonesia sebagai bentuk kerja sama dan memberi masukan untuk kemajuan usaha katering di setiap anggota asosiasi tersebut. Dari asosisasi ini, H. Halim Catering sering bekerja sama untuk melayani pelanggan dengan pesanan dalam jumlah yang banyak. selain itu H. Halim Catering membuat kerja sama dengan katering lain untuk pesanan yang tidak bisa dibuat oleh mereka seperti aneka minuman dingin, batagor, sate, dan siomay. Jaringan kerja sama antar pengusaha katering ini sangat penting untuk membina hubungan dan saling memberi masukan mengenai usaha katering
yang baik.
b) Supplier
Ketersediaan suplier di dalam industri menjadi salah satu jaminan keberlangsungan bisnis. Suplier yang berkualitas menjadi modal penting bagi perusahaan apabila ingin masuk dan bersaing di dalam industri jasa katering. H. Halim Catering menjalin hubungan yang sangat baik terhadap supliernya. Dengan kedekatan tersebut, memberikan H. Halim Catering beberapa keuntungan seperti diskon untuk pembelian bahan baku, kualitas bahan baku yang berkualitas, dan sistem pembayaran dengan tempo pelunasan setelah pesanan dibayar oleh pelanggan.
9. Struktur Biaya
Struktur biaya yang dikeluarkan H. Halim Catering adalah sebagai berikut :
a) Variable Cost
Variable Cost yang dikeluarkan oleh H. Halim Catering antara lain gaji karyawan part time, biaya sewa kendaraan untuk distribusi pesanan, biaya bahan baku untuk produksi, biaya bahan bakar kendaraan untuk distribusi pesanan, dan biaya listrik & air.
b) Fixed Cost
Fixed Cost yang dikeluarkan H. Halim Catering terdiri dari gaji karyawan tetap yang merupakan biaya yang rutin dikeluarkan oleh H. Halim Catering setiap bulannya.
Internal Factor Evaluation
Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk melihat dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama internal suatu perusahaan. Penilaian IFE diukur berdasarkan hasil analisis internal.
Berikut adalah hasil dari analisa IFE dari analisis internal H. Halim Catering:
Sama seperti analisa EFE, analisis IFE dilakukan dengan memberikan bobot pada tiap-tiap faktor internal dengan menggunakan metode pair comparison. Setiap faktor-faktor tersebut kemudian diberi rating 1 (major threat), 2 (minor threat), 3 (minor strength), dan 4 (major strength) untuk menunjukkan apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan utama dari H. Halim Catering.
Berdasarkan data di atas, H. Halim Catering memiliki nilai IFE sebesar 2.82. Ini menandakan bahwa perusahaan mempunyai kekuatan pada faktor-faktor yang cukup signifikan. Perusahaan memiliki kekuatan pada citra rasa yang khas dengan harga yang terjangkau. Sementara kelemahan utama perusahaan terletakpada model promosi yang masih sangat konservatif.
Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk memetakan kekuatan, kelemahan dari hasil analisis internal dan peluang, ancaman dari hasil analisis eksternal. Berikut adalah hasil dari pemetaan SWOT dari analisis internal dan eksternal;
Hasil analisis SWOT yang di dapat, selanjutnya digunakan untuk membantu H. Halim Catering menentukan strategi dengan analisis TOWS. H. Halim Catering mempunyai keunggulan dari kekuatan yang dimiliki dan beberapa kekurangan yang perlu dibenahi untuk pengembangan bisnis tiga tahun kedepan.
Internal External Matrix
Matriks IE adalah alat yang membantu untuk mengembangkan alternatif strategi perusahaan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0–1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,0– 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0–1,99 dipandang rendah, skor 2,0–2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0–4,0 adalah tinggi.
Berdasarkan hasil analisa, H. Halim Catering berada pada kuadran II (grow and build) dengan nilai EFE 3,19 dan nilai IFE 2,82. Jadi perusahaan dapat menggunakan strategi "Grow & Build" yang berarti terfokus pada: Market Development, Market Penetration, Integration dan Product Development.
Kelemahan dan ancaman-ancaman yang ada dapat ditutupi oleh kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga perusahaan berpotensi untuk melakukan pengembangan, terutama pengembangan pasar yang masih memiliki kesempatan cukup besar. Hasil analisis dengan menggunakan Matriks IE ini kemudian menjadi dasar penentuan strategi bagi H. Halim Catering dengan menggunakan analisis TOWS Matrix.