Penelitian Menurut Tempat, Lapangan, Kepustakaan, Laboratorium, Keilmiahan, Penelitian Pertanian, Penelitian Ekonomi, Fokus penelitian
Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau bidang praktis lain. Misalnya: penelitian keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa yang putus sekolah di suatu daerah.
Kekhususan penelitian ini adalah:
- Disiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dangan dunia kerja.
- Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
- Bersifat fleksibel.
Menurut Tempat Penelitian
Hasan (2004;5) menyatakan bahwa berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibedakan atas tiga yaitu sebagai berikut:
- Penelitian lapangan (Field Research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.
- Penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.
- Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)
Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat tertentu (laboratorium) dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan
Menurut Keilmiahannya
Hasan (2004;5-6) menyatakan bahwa berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut:
Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui suatu prosedur yang sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan (ilmiah).
Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan yang valid.
Kadar (tinggi-rendahnya) mutu ilmiah suatu penelitian ilmiah dapat diukur dengan dua kriteria, yaitu:
- Kemampuannya untuk memberikan pengertian tentang masalah yang diteliti sehingga jelas.
- Kemampuannya untuk meramalkan, artinya sampai di mana kesimpulan yang sama dapat dicapai, apabila data yang sama ditemukan di tempat waktu lain.
Ciri-ciri penelitian ilmiah, adalah sebagai berikut:
- Purposiveness, memiliki fokus tujuan yang jelas.
- Rigor, teliti dan memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
- Testability, prosedur pengujian hipotesis jelas.
- Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau kasus sejenis lainnya.
- Objectivity, berdasarkan atas fakta dari data actual, bukan penilaian yang subjektif dan emosional.
- Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasil penelitian semakin berguna.
- Precision, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
- Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian Nonilmiah
Penelitian nonilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah yang ilmiah.
Menurut (Ilmu) Garapannya
Hasan (2004;6) menyatakan bahwa spesialisasi bidang (ilmu) garapannya, penelitian dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang bisnis, seperti berikut:
- Akunting, contohnya prosedur, praktik dan sistem anggaran, metode pembiayaan dan sebagainya.
- Keuangan, contohnya operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan, merger dan akuisisi dan sebagainya.
- Manejemen, contohnya sikap dan perilaku karyawan, manajemen SDM, dan sebagainya.
- Pemasaran, contonya citra produk, periklanan, distribusi, dan sebagainya.
Penelitian Komunikasi
Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi, seperti:
- Komunikasi massa
- Komunikasi bisnis
- Kehumasan (PR)
- Periklanan
Penelitian Hukum
Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum, seperti:
- Hukum perdata
- Hukum pidana
- Hukum tata Negara
- Hukum internasional
Penelitian Pertanian
Penelitian pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian, seperti:
a) Agrobisnis
b) Budidaya tanaman
c) Hama tanaman
d) Agronomi
Penelitian Ekonomi
Penelitian ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti:
a) Ekonomi mikro
b) Ekonomi makro
c) Ekonomi pembangunan
Variabel / Fokus Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Banyak sekali definisi variabel yang diungkapkan para ahli, dan definisi tersebut berpotensi membingungkan para peneliti pemula. Perhatikan definisi variabel menurut para ahli berikut:
Menurut Hatch & Farhady dalam Sugiyono (2011: 38). Variabel didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 38), variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Kidder dalam Sugiyono (2011: 38), variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Bhisma Murti, variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Sudigdo Sastroasmoro, variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Secara umum, variabel penelitian adalah atribut yang mencerminkan pengertian atau bangunan pengertian dan memiliki nilai. Contoh, tinggi badan, kenapa dianggap sebagai variable, karena memiliki nilai, dan antara satu dan yang lain memiliki tinggi badan yang berbeda. Kalau masih membingungkan. Jika masih membingungkan, perhatikan contoh berikut; masalah banyaknya kosakata dalam buku pelajaran menyulitkan siswa, maka variabel yang bisa diambil adalah ukuran banyaknya kosakata, dan ukuran kemampuan siswa.
Jadi konsep yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, itulah yang menjadi variabel penelitian.
Variabel penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel bertujuan sebagai landasar mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan sebagai alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat diamati dan dapat diukur.
Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi:
Pertama: Variabel Independen biasa juga diistilahkan dengan Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, Variabel Bebas, dan Variabel Eksogen. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan demikian karena variabel ini bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh, pengaruh zikir terhadap mental siswa. Variabel dzikir bebas mempengaruhi mental
Kedua: Variabel Dependen. Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat, Variabel Tergantung, dan Variabel Endogen. Variabel Dependen merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent. Contoh : pengaruh zikir terhadap mental siswa. Mental siswa adalah variable dependen.
Ketiga: Variabel Moderator. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Contoh: Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/ lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar. Variabel moderatornya adalah kuat dan rendah.
Keempat: Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah.
Kelima: Variabel Kontrol. Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Variable ini sefatnya sebagai penengah.
Fokus penelitian
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus:
a) Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
b) Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya.
c) Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang mudah difahami dan menyenangkan.
d) Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian inibersifat pengembangan yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah ada.
Defenisi Operasional Variabel / Deskripsi Fokus
Dalam setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Tidak sedikit variabel yang terlibat dalam suatu penelitian sifatnya abstrak, dalam arti tidak jelas wujud dan ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan nilainya. Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi badan atau berat badan maka sifat kedua variabel tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera mengukur nilai tinggi badan dengan meteran, sedangkan nilai berat badan diukur menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai tentang tinggi dan berat badan diketahui. Namun jika variabel penelitiannya bersifat abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu menetapkan cara pengukuran variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat bagi kedua variabel tersebut.
1) Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal dengan nama operasionalisasi variabel.
Apakah semua variabel penelitian harus dibuat definisi operasionalnya?
Kalau yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah sebagai betuk “perlakuan” (treatment)
Contoh penelitian lain yang tidak memerlukan operasionalisasi variabel, misalnya penelitian yang bertujuan ingin mengetahui strategi bisnis , ingin mengetahui proses seleksi, atau penelitian-penelitian kualitatif yang sasaran utamanya adalah memberikan uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari suatu proses kegiatan. Yang diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah definisi konseptual, bukan definisi operasional. Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana proses seleksi pegawai di suatu organisasi, maka peneliti harus memiliki definisi konseptual tentang variabel seleksi pegawai, agar yang ditelitinya memang tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya. Definisi konseptual tentang seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk proses dan kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi pegawai. Demikian pula ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi konseptual yang lengkap tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus dikuasai oleh peneliti agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi bisnis, bukan “sekedar” strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam hasil penelitian yang digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.
2. Proses Operasionalisasi Variabel
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan dengan konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”, maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi kerja” yang telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus dilalui. Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan mampu merumuskan definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep penelitiannya adalah tentang “motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur tentang konsep tersebut harus benar-benar dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises from the needs and wants of an individual and drives the people towards action or work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan-kebutuhan) atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya terdorong untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan) . Sedangkan Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the individual’s expectancy that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of this performance to achieving a certain result, and the desirability of this result for the individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482). Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi operasional variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu yang cocok atau sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan langkah pertama ini dengan nama definisi konseptual
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan variable penelitian.
Pada penelitian kualitatif, defenisi operasional ini disebut dengan deskripsi focus.
Populasi (Sampel) / Sumber Data (Subjek/Informan Penelitian)
1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel berikut ini:
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
a. Random sampling
Random Sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
1) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
2) Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel.
Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
4) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
b. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
1) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3) Sampling incidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4) Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
5) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6) Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Subjek dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang berada pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar, dan data penelitian. Informan dibedakan menjadi dua, yaitu informan yang berfungsi sebagai pembuka jalan dan informan yang berperan sebagai pemberi informasi data lapangan. Informan sebagai pembuka jalan berfungsi sebagai pembuka jalan memasuki seting dan sebagai jembatan komuniukasi antara peneliti dengan situasi penelitian dan masyarakat yang berfungsi sebagai pemberi data. Informan pembuka jalan dipilih orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam suatu latar penelitian, misalnya pimpinan-pimpinan formal, pimpinan-pimpinan informal, dan power etite. Informan pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data penelitian. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai informasi yang relevan dengan penelitian. Agar dapat memilih informan dengan tepat, ada empat macam cara memilih yang dikelompokkan sebagai nonprobability sampling, yaitu accidental, purposive, quota, dan snow ball sampling
- accidental: untuk memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu dengan cara aktif memilih dan menjadikan semua responden yang mereka ditemui sebagai informan.
- purposive: peneliti atas dasar rasional tertentu memilih responden untuk dijadikan informan dalam pengambilan data.
- quota: pemilihan informan atas dasar jumlah tertentu dan jumlah itu ditentukan sebelum penelitian.
- snow ball: pemilihan informan yang dimulai dari jumlah kecil, kemudian atas dasar rekomendasinya menjadi semakin membesar. Di tempat kita disebut “gethok tular”, di mana respoden yang telah ditemui memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk dijadikan respoden.
PENENTUAN JUDUL
a) Membaca Skripsi-Skripsi Lama
Membaca skripsi-skripsi lama merupakan cara yang paling mainstream,tetapi juga paling ampuh untuk menentukan judul skripsi yang tepat. Melalui cara ini, Anda dapat menemukan beragam contoh judul skripsi yang relevan dengan bidang studi Anda serta menarik untuk dikerjakan.
Sebagai saran, selain membaca skripsi-skripsi lama di perpusatakaan kampus, Anda juga dapat mencoba “bertualang” ke perpustakaan milik kampus lain untuk menemukan variasi yang lebih beragam.
b) Membuat Judul Skripsi Berdasarkan Minat
Mengerjakan skripsi sejatinya akan menguras banyak waktu dan tenaga. Oleh sebab itu pastikan Anda telah memilih topik yang sesuai dengan minat Anda sejak awal menentukan judul skripsi.
Sebagai contoh, jika Anda adalah seorang mahasiswa pendidikan Bahasa Indonesia yang gemar menulis puisi, fokuslah untuk mencari judul skripsi yang berkaitan dengan penulisan puisi. Cara ini terbukti efektif untuk menstimulasi Anda agar menemukan judul skripsi yang menarik dan asyik untuk dikerjakan.
c) Mengangkat Topik yang Sedang Hangat Diperbincangkan
Isu yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat terkadang mampu memberikan inspirasi untuk menentukan judul skripsi Anda. Untuk itu rajin-rajinlah mencari informasi seputar berbagai hal yang sedang terjadi saat ini.
Selain dapat menghasilkan judul skripsi yang unik, metode ini juga akan memperbesar peluang Anda untuk mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing karena judul skripsi yang relevan dengan isu di tengah masyarakat biasanya lebih disukai.
d) Mengembangkan Penelitian Lama
Jika Anda sudah merasa “mentok” untuk menentukan judul skripsi, Anda dapat melakukan kajian terhadap penelitian lama yang masih memiliki ruang untuk dikembangkan. Cara ini dapat membuat Anda tak perlu repot memikirkan judul skripsi karena Anda hanya perlu melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain.
Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir tentang orisinalitas skripsi Anda, sebab pengembangan sebuah penelitian bukan merupakan tindak plagiat selama Anda masih berada di dalam koridor penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Demikianlah beberapa cara menentukan judul skripsi yang bisa Anda coba. Sebagai saran, pastikan untuk selalu menjauhi segala tindakan plagiarisme saat menyelesaikan skripsi Anda.
Ingatlah bahwa orisinalitas karya merupakan hal utama yang harus Anda perhatikan saat membuat sebuah karya tulis ilmiah termasuk skripsi.
e) Meskipun judul penelitian telah ditetapkan, namun sifatnya masih tentatif, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi operasional didalam pelaksanaan sebuah penelitian.
f) Dari judul sebuah penelitian dapat diketahui sifat dan jenis penelitiannya (misalnya eksploratif, deskriptif, korelasional, eksperimen,kausal atau lainnya)
PENYUSUNAN PROPOSAL DAN SKRIPSI
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Menjelaskan rasional atau justifikasi penelitian dilihat dari latar belakang pemilihan permasalahan yang diteliti yang didasari oleh asas Das Sollen (Seharusnya) dan Das Sein (Kenyataanya). Dan dikuatkan dengan landasan teoritik, historis dan filosofis.
B. Identifikasi Masalah
Berisi tentang masalah Jumlah rumusanya sesuai dengan latar belakang peneliti. Dalam bagian ini perlu dituliskan masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek,baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti,melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.
C. Pembatasan Masalah
dibuat sesuai dengan ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek metodologis, kelayakan di lapangan, dan keterbatasan yang ada pada penulis/mahasiswa tanpa mengorbankan kebermaknaan konsep, atau judul yang diteliti.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dirumuskan secara lugas dan jelas. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat pertanyaan atau kalimat bentuk narasi. Rumusan masalah dapat dibagi sampai pada sub-sub permasalahan Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan kalimat pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penelitian kuantitatif Expost Facto (Judul Pengaruh) Menggunakan kalimat tanya “Bagaimana”
2) Penelitian Kuantitatif True Experiment (Judul Efektifitas) Menggunakan kalimat tanya “Apakah”
3) Kuantitatif Korelasional (Judul Hubungan) Menggunakan kalimat tanya “Apakah”
4) Kuantitatif Deskriptif (Judul Analisis) Menggunakan kalimattanya “Apakah” dan “Bagaimana” disesuaikan dengan arah penelitian yang jumlah rumusanya sesuai kerangka pikir peneliti.
E. Manfaat Penelitian
menjelaskan manfaat temuan penelitian baik yang bersifat teoritis maupun praktis.
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
Berisi tentang analisis 3 (tiga) teori ahli dari sumber yang berbeda-beda (minimal 15 Sumber baik dari buku maupun jurnal atau sumber lainnya) yang relevan dengan masalah (Variabel) yang akan diteliti.
Contoh:
Pengertian Kepuasan Kerja
a. Kepuasan
1) Kepuasan menurut Handi Irawan (2002:2) adalah persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Dalam teori ini dapat dinyatakan bahwa kepuasaan adalah hasil dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhan melalui kegiatan bekerja.(Penjelasan Teori)
2) Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2000) Dalam Rangkuti (2013 : 7) definisi kepuasan adalah Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan kebutuhan. Berbeda teori diatas menurut Zeithaml dan Bitner Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.
3) Menurut Day dikutip Tse dan Wilton dalam Tangkilisan (2005 :212) kepuasan atau ketidak puasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antar harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannnya. Adapun persamaan dari teori ini dengan teori-teori diatas, Kepuasan pada teori ini merupakan perasaan senang atau kecewa sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan.
Berdasarkan ketiga teori tersebut diatas dapat didefinisikan bahwa kepuasan adalah Respon atau tanggapan konsumen terhadap pekerjaan seseorang, selisih atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. (sintesis)
b. Kerja
1) Menurut Steers dan Porter (1983) dalam contoh naskah drama.com (2018/04) Kerja merupakan hal yang penting dalam kehidupan individu karena beberapa alasan. Artinya teori adanya pertukaran atau timbal balik dalam kerja. Ini dapat berupa reward. Secara ekstrinsik, reward seperti uang. Secara intrinsik, reward seperti kepuasan dalam melayani.
2) Kerja menurut biasanya memberikan beberapa fungsi sosial. Perusahaan sebagai tempat kerja, memberikan kesempatan untuk bertemu orang-orang baru dan mengembangkan persahabatan. Ketiga, pekerjaan seseorang seringkali menjadi status dalam masyarakat luas, namun kerja juga dapat menjadi sumber perbedaan sosial maupun integrasi sosial. Keempat, adanya nilai kerja bagi individu yang secara psikologis dapat menjadi sumber identitas, harga diri dan aktualisasi diri.
3) Sependapat dengan Ridwan (2015/05/12) Kerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bisa mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh orang tersebut, tujuan tersebut seperti imbalan berupa uang atau barang. Dapat diartikan bahwa makna dari kerja merupakan usaha yang dilakukan bisa secara mental atau fisik, serta secara sukarela atau terpaksa. Selanjutnya penyelesaian yang dilakukan bisa sampai tuntas atau hanya sebagian saja.
4) Berdasarkan teori tersebut diatas kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya, pengubahan atau penambahan yang memerlukan atribut-atribut yang sama dalam suatu organisasi tertentu.
c. Pengertian Kepuasan Kerja
1) Dan Kepuasan kerja menurut Wexley dan Yuki dalam Fattah (2017 : 63) adalah cara seorang pekerja merasakan. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-macam. Maksud dari teori ini perasaan seorang pekerja tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
2) Dan berbeda dengan pendapat Pandi Afandi (2012:58) yang menyatakan Kepuasan kerja adalah sebuah efektifitas atau respon emosional terhadap aspek pekerjaan. Hal ini mengacu pada sejauh mana individu lebih suka bekerja, sehingga ketika individu dapat terus konsisten dengan pekerjaannya yaitu jika individu mampu memenuhi persyaratan kerja dan seberapa besar individu bangga dengan fakta terhadap kemajuan individu dan organisasi tempatnya bekerja.
3) Timotius Duha (2018 :244 ), menyatakan bahwa Kepuasan kerja sebagai keadaan menyenangkan yang dialami individu dalam organisasi oleh berbagai hal yang menjadi penyebabnya. Jadi persamaan dari ketiga pengertian diatas adalah sikap positif individu dalam hal yang berhubungan dengan pekerjaannya. Menurut teori ini kepuasan kerja lebih menitik beratkan pada sikap positif dalam penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan harapan.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan yang mereka terima dari organisasi disebabkan mereka telah melakukan pekerjaannya atau perannya
B. Kerangka Berpikir
Dalam bagian ini peneliti melakukan sintesis terhadap teori yang relevan agar diperoleh legitimasi konseptual terhadap variable yang akan diteliti. Unsur-unsur suatu teori hendaknya nampak secara jelas, seperti definisi, asumsi, hubungan antar variable, dan daya penjelasannya terhadap masalah yang diteliti.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Hipotesis perlu dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas yang dinyatakan dalam kalimat bentuk pernyataan. Hipotesis harus dirumuskan berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berfikir yang telah dilakukan. Hipotesis yang dirumuskan darus dapat diuji secara empiris.