Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Price Earning Ratio, Nilai Perusahaan

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)


Latar Belakang Masalah

Menurut pandangan investor pada tingkat keberhasilan perusahaan dicerminkan melalui nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan karena tingginya harga saham akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Meningkatkan laba perusahaan dan memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang saling berkaitan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga tujuan tersebut akan menjadi kriteria penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan (Rudangga dan Sudiarta, 2016).
Nilai perusahaan dijadikan fokus utama dalam pengambilan keputusan oleh investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan atau tidak. Untuk dapat menarik minat investor, perusahaan mengharapkan manajer keuangan akan melakukan tindakan terbaik bagi perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran (kesejahteraan) pemegang saham dapat tercapai. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaannya di masa depan (Silaban, 2013). Nilai perusahaan tercemin dari harga saham yang stabil, yang dalam jangka panjang mengalami kenaikan, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan (Sudana, 2009).

Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin pada harga saham perusahaan, untuk memaksimumkan nilai perusahaan memiliki arti yang luas dari pada memaksimumkan laba perusahaan (Margaretha, 2014). Jika ingin memaksimalkan nilai suatu perusahaan, manajemen harus memanfaatkan kekuatan yang ada dan memperbaiki kelemahan pada perusahaan tersebut. Analisis keuangan membantu manajemen dalam mengidentifikasi kelemahan dan mengambil langkah-langkah perbaikan.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio price to book value. Price to book value menunjukkan seberapa besar nilai harga saham per lembar dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek  perusahaan kedepannya, karena semakin tinggi rasio price to book value makan semakin tertarik para investor untuk membeli saham perusahaan.

Menurut Harmono (2009) nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Ketika seseorang akan menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan maka mereka harus terlebih dahulu melihat dan menganalisis seperti apa kondisi perusahaan tersebut, agar dapat diketahui apakah investasi yang dilakukan akan mendapatkan keuntungan yang diharapkan atau tidak.

Adapun fenomena yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang terjadi antara lain pada Bank BCA, Bank BNI dan Bank BRI.

Houtmand Saragih, CNBC Indonesia mengatakan selama sepuluh tahun terakhir sejak tahun 2010 hingga tahun 2019 saham PT.BCA mencapai level tertinggi dalam sejarah perusahaan ini tercatat sebagai emiten di BEI. Saat mencatatkan rekor, harga saham BCA menyentuh level Rp. 28.000/saham. BCA emiten dengan nilai kapitalisasi tertinggi yang tercatat di BEI pada awal harga penawaran di pasar hanya Rp. 1.400/saham. Kenaikan harga saham turut mengerek kapitalisasi pasar perusahaan terus melompat hingga ke nomor 22 tertinggi dunia, karena kenaikan posisi kapitalisasi tersebut Bank BCA sudah melampaui bank asal Belanda yaitu ING Group NV dan bank asal Jepang Mizuho Financial Group Inc. (www.cnbcindonesia.com, 23 Januari 2019).

Terkait hal tersebut saham PT.BCA diborong investor domestik dan luar negeri karena kenaikan laba bersih perseroan yang di atas estimasi pelaku pasar menjadi pendorong akumulasi saham bank BCA , akumulasi beli bersih (net buy) saham BCA tercatat mencapai Rp. 37,28 miliar dari total transaksi Rp. 162,78 miliar. Menurut RTI, saham BCA ditransaksikan dengan price to book value 4,76 kali dan price earning ratio 22 kali. (www.cnbcindonesia.com, 1 Maret 2019).

Kepala Riset Samuel Sekuritas, Andy Ferdinand menyebut hasil kinerja BNI pada kuartal III 2018 sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Dimana BNI mampu menumbuhkan pendapatan bunga bersih (NII) disertai perbaikan kualitas asset, sehingga tidak heran perusahaan mampu menuai hasil maksimal (www.kontan.co.id, 22 Oktober 2018) Hal ini terbukti saham PT. BNI pada Februari, 2019 mencapai rekor harga tertinggi mencapai level Rp. 10.175 dengan posisi tersebut saham BBNI memiliki price to book value 3,36 kali. BNI memiliki prospek cerah karena bank BNI menerapkan diversifikasi portofolio segmen kredit, untuk kinerja kini BNI fokus menerapkan prinsip kehati – hatian perbakan yang lebih ketat. Contohnya BNI sudah menaikkan coverage ratio-nya. (www.beritasatu.com, 22 Februari 2019).

Tahir Saleh, CNBC Indonesia menyatakan kinerja keuangan yang mengesankan tahun 2018 membawa sentimen positif bagi PT.BRI sehingga saham BRI diserbu investor asing dengan net buy mencapai Rp. 72,06 miliar. Selama Januari akhir 2019 saham BRI sudah dibeli Rp. 719 miliar dan dalam bulan Januari 2019 investor asing mencapai Rp. 2,4 triliun. Hal ini dikarenakan manajemen BRI mengungkapkan perseroan berhasil meraih laba sebesar Rp. 32,4 triliun pada 2018, tumbuh 11,6% dibandingkan pada 2017. Raihan laba 2018 membuat bank BRI mempertahankan predikat sebagai bank paling menguntungkan di Indonesia. Pencapaian laba pada 2018 didukung oleh pendapatan berbasis komisi yang tumbuh 22,7% menjadi Rp. 23,4 triliun dari tahun sebelumnya tercatat Rp. 19,1 triliun. Pendapatan bunga bersih mencapai Rp. 35,44 triliun, tumbuh 11% dibandingkan tahun sebelumnya Rp. 31,93 triliun (www.cnbcindonesia, 31 Januari 2019).

Fenomena lain perihal nilai perusahaan yaitu tentang saham anjlok, nilai perusahaan Apple jauh dari 1 triliun dollar AS. Fauzia mengatakan harga saham apple anjlok hingga 10 persen pada perdagangan kamis 3 Januari 2019 di pasar saham AS Wall Street. Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook merilis pernyataan tertulis mengenai penurunan penjualan produk, juga pemangkasan outlook pendapatan pada kuartal 1 – 2019. Hal ini menyebabkan Apple telah kehilangan nilai sahamnya sebesar 17 persen dalam 12 bulan terakhir dan hamper 40 persen dari titik tertingginya dalam 52 minggu.

(Bringham Gapenski,1996 dalam Mapululo, 2017). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. Bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar saham. Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai tujuan perusahaan.

Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan antara lain: price earning ratio, leverage dan profitabilitas (Aprilia, 2017). Price earning ratio menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan earnings. Bagi para investor semakin tinggi price earning ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Languju, Mangantar & Tasik, 2016). Dengan melihat price earning ratio dapat menunjukan harga saham yang mencerminkan informasi kepada investor, sehingga investor akan lebih yakin dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi. Price earning ratio juga menunjukkan indikasi tentang adanya masa depan perusahaan. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang dihasilkan oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Hal ini berarti leverage yang semakin besar menunjukkan resiko investasi yang semakin besar pula. Leverage perlu di kelola karena penggunaan hutang yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Leverage dapat di ukur dengan Debt to equity ratio (DER). Karena rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan (Novari dan Lestari, 2016:8).

Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka semakin dikenal oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan.

Umumnya nilai perusahaan memiliki hubungan kausalitas dengan profitabilitas. Hubungan kausalitas ini menunjukkan bahwa apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor dipasar modal untuk menanamkan modalnya (Harmono, 2011:110).

Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Prasetyorini (2013) mendefinisikan profitabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Apabila profitabilitas perusahaan baik maka para stakeholders yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan melihat sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Dengan baiknya kinerja perusahaan akan meningkatkan pula nilai perusahaan.

Menurut Asnawi (2015:28), bagi pemegang saham ukuran laba adalah ROE dan yang terbaik bagi pemegang saham adalah ROE yang tinggi. Menurut Brigham dan Houston (2013:133), rasio yang paling penting adalah pengembalian atas ekuitas (ROE) yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas  modal yang mereka investasikan dan ROE menunjukkan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham sehingga berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

Perusahaan yang menghasilkan laba lebih besar cenderung mempunyai laba ditahan lebih besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dananya untuk melakukan perluasan usaha atau penciptaan produk baru dari sumber pendanaan internal. Semakin besar laba ditahan, semakin besar kebutuhan dana yang bersumber dari internal perusahaan sehingga akan mengurangi penggunaan dana yang bersumber dari hutang.

Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Price earning ratio Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
4. Apakah price earning ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
5. Apakah leverage keuangan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan price earning ratio secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan terhadap nilai perusahaan
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
4. Untuk mengetahui pengaruh price earning ratio terhadap nilai perusahaan
5. Untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan price earning ratio secara simultan terhadap nilai perusahaan

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak pihak yaitu:

Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang leverage keuangan, ukuran perusahaan, price earning ratio, profitabilitas dan nilai perusahaan.

Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian untuk perusahaan agar dapat menjaga, meningkatkan kinerja serta mengevaluasi nilai perusahaan agar tetap baik dimasa yang akan datang.

Bagi Calon Investor

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dengan memperhatikan nilai perusahaan pada saat ingin melakukan investasi agar investasi berjalan seperti yang diharapkan investor.


Review Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian peneliti mengambil hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitan yang dilakukan oleh peneliti.

Penelitian yang dilakukan Nurminda, Isynuwardhana dan Nurbaiti tahun 2017 mengemukakan hasil penelitian bahwa Profitabilitas (ROE), Leverage (DER), dan Ukuran Perusahaan (Ln.Aset) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Sedangkan secara parsial, ROE berpengaruh positif signifikan terhadap PBV, DER, dan Ln.Aset tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Berdasarkan hasil penelitian ini variabel Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, yang berarti kenaikan nilai ROE pada perusahaan manufaktur sub sektor barang dan konsumsi cenderung dapat meningkatkan pula nilai perusahaannya. Meningkatnya nilai ROE ini memberikan dampak yang positif untuk menjadikan nilai perusahaan semakin baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwardika dan Mustanda, 2017 mengemukakan hasil penelitian bahwa leverage, pertumbuhan perusahaan, dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana variabel yang memiliki hubungan positif yaitu leverage dan profitabilitas, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai hubungan yang negatif, namun ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Novari dan Lestari tahun 2016 mengemukakan hasil penelitian bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Ishari dan Abeyrathna tahun 2016 mengemukakan hasil penelitian bahwa antara rasio DE dan ROA memiliki hubungan dan signifikan. Menurut korelasi Pearson, ada yang negatif lemah hubungan antara rasio DE dan ROA. dan juga, tidak ada hubungan yang signifikan antara rasio DE dan ROA.

Penelitian yang dilakukan Farooq tahun 2016 mengemukakan hasil penelitian bahwa empiris leverage keuangan memiliki hubungan positif dan signifikan secara statistik dengan nilai perusahaan yang diwakili oleh Tobin's Q. Kesimpulan dari penelitian ini memiliki implikasi praktis untuk sektor ini kepada manajer keuangan semen termasuk jumlah hutang yang sesuai dalam struktur modal mereka.

Penelitian yang dilakukan Marete tahun 2015 mengungkapkan bahwa hubungan antara ukuran perusahaan dan leverage keuangan secara statistik signifikan. Ada hubungan positif yang signifikan antara ukuran perusahaan dan leverage keuangan. Studi juga menegaskan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara profitabilitas (ROA) dan leverage keuangan. Juga ditetapkan bahwa ada signifikan negative hubungan volume penjualan dan leverage keuangan. Studi ini tidak hanya berkontribusi pada memahami hubungan antara ukuran perusahaan dan leverage keuangan tetapi pada saat yang sama mengkonfirmasi temuan penelitian sebelumnya yang telah menemukan hubungan yang signifikan antara perusahaan ukuran dan leverage keuangan.

Penelitian yang dilakukan Frederik, Nangoy dan Untu tahun 2015 mengemukakan hasil penelitian bahwa secara simultan profitabilitas, kebijakan hutang dan price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial profitabilitas dan kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sementara price earning ratio tidak memiliki pengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan. sebaiknya manajemen meningkatkan price earning ratio karena merupakan ukuran kemampuan untuk menghasilkan laba masa depan dari perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Lebelaha, Saerang tahun 2016 mengemukakan hasil penelitian yaitu price earning ratio, debt to equity ratio dan dividend payout ratio berpengaruh secara bersama terhadap nilai perusahaan. price earning ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan debt to equity ratio dan dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Languju tahun 2016 mengemukakan hasil penelitian yaitu return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan ukuran perusahaan, price earning ratio dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Landasan Teori

Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal ini menyatakan bahwa perusahaan dituntut untuk memberikan sinyal yang baik mengenai pelaporan keuangan perusahaan kepada pengguna. Teori sinyal menjelaskan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada para pengguna laporan keuangan (Apriada, 2013). Sinyal dalam hal ini berkaitan dengan informasi mengenai perusahaan. Informasi yang lengkap, akurat, serta relevan sangat dibutuhkan oleh investor sebagai pertimbangan keputusan berinvestasi dalam pasar modal.

Verawaty et al. (2015) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perusahaan dengan prospek yang cemerlang di masa datang akan berusaha menghindari penjualan saham dan memilih sumber pendanaan lain misalnya dengan melakukan hutang. Berkaitan dengan penelitian nilai perusahaan, teori sinyal berperan yaitu mengenai ketersediaan informasi yang lengkap, akurat, dan relevan mengenai perusahaan. Karena informasi tersebut merupakan hal yang penting bagi investor yang akan melakukan investasi pada sebuah perusahaan.

Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling dalam Sienatra et al. (2015) menggambarkan mengenai hubungan agency, yaitu suatu kontrak antara satu atau beberapa principal yang melibatkan orang lain sebagai agent untuk melaksanakan tugas pelayanan dan wewenang yang diberikan oleh principal terhadap agent. Teori ini menjadi dasar teori yang dipakai dalam melaksanakan bisnis pada saat ini. Verawaty et al. (2015) menjelaskan bahwa prinsip utama dari teori ini yaitu adanya hubungan kerja antara principal yang memberi wewenang dan agent yang menerima wewenang. Dalam hal tersebut, sering terjadi konflik keagenan antara principal dan agent. Teori keagenan ini berkaitan dengan sikap mementingkan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain. Dalam hal ini manajer sebagai agent lebih mementingkan untuk memerkaya diri sendiri dari pada memenuhi kepentingan principal.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka teori agensi mempunyai peran sebagai dasar praktik bisnis yang dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan kemakmuran kepada principal. Dalam hal pengambilan keputusan, teori ini berkaitan dengan perilaku atau behaviour dari agent yang lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan untuk kepentingan para pemegang saham.

Laporan Keuangan

Salah satu informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam menilai suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi) (Kasmir, 2016:7).

Adapun pengertian laporan keuangan yang dikemukakan PSAK No. 1 dalam Standar Akuntansi Keuangan Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomik.”
Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tahun 2017 terdiri dari komponen-komponen berikut :

a. Laporan posisi keuangan akhir periode.

Laporan posisi keuangan melaporkan aset, liabilitas dan modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena merangkum elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas (Martani, dkk. 2012:136).

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

Laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi (Brigham dan Houston, 2010:93).

Laporan perubahan ekuitas selama periode.

Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi tentang perubahan ekuitas perusahaan antara awal dan akhir periode pelaporan yang mencerminkan naik turunya aset neto perusahaan selama periode, baik yang berasal dari setoran atau distribusi kepada pemilik atau yang berasal dari hasil atau kinerja perusahaan selama periode (Martani, dkk. 2012:126).

Laporan arus kas selama periode.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu entitas untuk suatu periode tertentu (Martani, dkk. 2012:145).

Catatan atas laporan keuangan.

Berfungsi untuk memberikan penjelasan tambahan atas rincian unsur- unsur laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, atau penjelasan yang bersifat kualitatif, agar laporan keuangan lebih transparan dan tidak menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya.

Disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Tujuan Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan memiliki beberapa tujuan. Menurut Pernyataan Stadar Akuntansi Keuangan No. 1 Tahun 2017 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, utang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran prestasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimalkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Dalam analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan. Analisis rasio keuangan ini hanya bermanfaat apabila dibandingkan dengan standar yang jelas, seperti standar industri, kecenderungan atau standar tertentu sebagai tujuan manajemen (Sartono, 2018: 113).

Analisis Rasio dan Analisis Trend selalu digunakan untuk mengetahuin kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan diterbitkan. Analisis rasio adalah membandingkan antara unsure-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi, serta  rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lainnya (Samsul, 2016 :143). Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarya ( hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (sering juga disebut acit test ratio).

2. Rasio Aktivitas 

Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Empat rasio aktivitas diantaranya adalah rata-rata umur piutang, perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang dengan total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan  total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung yaitu rasio total hutang terhadap total aset, rasio hutang modal saham, rasio Time Interest Earned, rasio Fixed Charges Coverage.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ada tiga rasio yang sering dibicarakan yaitu profit margin, Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE).

5. Rasio Pasar

Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasiorasio ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung yaitu Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield, Dividend Payout (pembayaran dividen).
Hanafi (2014:70), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu:

1. Dalam analisis, analisis juga harus mengidentifikasi adanya trendtrrend tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu.

2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata indust dipakai bisa dan biasa dipakai sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal, misal karena pembeda karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk perbandingan. 

Alternatif lain apabila rata-rata industri tidak ada adalah dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan tersebut menjadi leader dalam industri.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pertanyaanpertanyaan yang melengkapi laporan keuangan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis.

4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadang kala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalami laporan keuangan. Kadang kala analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan bisa menurun.

Rasio-rasio yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio aktivitas

Leverage Keuangan (X1)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Rodoni dan Ali, 2010: 123). Menurut Harahap (2013:86) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal, rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Sedangkan menurut Fahmi (2012:120) leverage merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.

Menurut Fahmi (2012:120) rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Sedangkan dalam arti luas Kasmir (2015:32) mengatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka pendek apabila perusahaan dilikuidasi.

Dari beberapa definisi leverage diatas dijelaskan bahwa leverage perusahaan sangatlah dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan yang memerlukan banyak biaya. Manfaat dari penggunaan leverage dalam perusahaan adalah :

1. Untuk memungkinkan perusahaan agar mengkhususkan pengaruh suatu leverage dalam jumlah penjualan atas laba bagi pemegang saham biasa.
2. Memungkinkan perusahaan untuk menunjukan hubungan satu sama lain antara pengaruh operasi dan pengaruh keuangan.

Brigham dan Houston (2006: 101) seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang (financial leverage) akan memiliki 3 (tiga) implikasi penting yaitu:
1. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
2. Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang dihadapi kreditor.
3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar dari pada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau diungkit (leverage).

Rasio Leverage menurut Darsono (2005: 54) beberapa alat ukur yang digunakan dalam rasio leverage adalah sebagai berikut:

1. Debt to Asset Ratio (DAR), Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga kepada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor.

2. Debt to Equity Ratio adalah rasio utang dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan equitas. Rasio pendanaan yang diukur dengan indikator Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Debt to equity ratio memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang perusahaan dijamin oleh modal sendiri. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham (Darsono 2005: 54).

3. Long term Debt to Equity Ratio (LTDE), Rasio ini menunjukkan perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan pengembalian jangka panjang pula.

Selain itu leverage dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, diantaranya Leverage Operasi (Operating Leverage), Leverage Keuangan (Financial Leverage), dan Leverage Total/Leverage Gabungan (Combine Leverage). Adapun penjelasan dari jenis-jenis Leverage diatas adalah sebagai berikut :

1. Operating Leverage merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel serta dapat meningkatkan profitabilitas. Operating leverage dapat mengukur perubahan pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan operasi perusahaan. Maka pada operating leverage ini dapat diketahui dengan cara menghitung tingkat operating leverage untuk bisa menaksir perubahan laba operasi sebagai akibat adanya perubahan penjualan. ukuran leverage operasi atau sering disebut dengan Degree of Operating Leverage (DOL), sebagai persentase perubahan dalam laba operasi sebagai akibat prosentase perubahan dalam unit yang dijual.

2. Leverage Keuangan (Financial Leverage) merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan atau mengoptimalkan pendapatan perlembar saham. Ukuran Leverage keuangan adalah Degree of Financial Leverage (DFL), yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat prosentase perubahan dalam laba operasi (EBIT).

3. Leverage Total/Leverage Gabungan (Combine Leverage) merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak ataupun pendapatan per lembar saham (EPS). Untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat prosentase perubahan dalam unit yang terual.

Leverage dapat diukur dengan analisis rasio keuangan yaitu rasio leverage (utang). Rasio leverage (utang) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2015). Rasio ini membandingkan antara dana sendiri (ekuitas) dengan dana pinjaman. Makin besar pinjaman yang digunakan perusahaan, makin besar kreditur mempunyai kendali terhadap perusahaan. Dari sisi perusahaan, rasio leverage merupakan strategi maupun informasi dalam menentukan manfaat uang. Apabila suku bunga pinjaman lebih kecil dari return on investment (ROI), maka perusahaan lebih baik menambah utang dibanding menambah modal sendiri atau sebaliknya. Menurut Kasmir (2015) keuntungan dengan mengetahui leverage ratio adalah:
1. Dapat menilai kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya.
2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat tetap.
3. Mengetahui keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal.

Perusahaan dengan ratio leverage yang rendah memiliki rasio rugi yang lebih kecil, tetapi juga memiliki hasil pengembalian yang lebih rendah. Sebaliknya perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengemban resiko rugi yang besar, tetapi juga memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Prospek pengembalian yang tinggi memang diinginkan, tetapi para investor umumnya menolak untuk menerima resiko keputusan untuk menggunakan leverage, oleh karena harus menyeimbangkan hasil pengembalian yang lebih tinggi terhadap peningkatan resiko. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage atau leverage faktornya sama dengan nol, artinya perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan utang.
Selengkapnya




Daftar Isi
  1. Pedoman Penulisan, Tugas Akhir, Program Diploma Tiga, AMIK BSI
  2. Pedoman Penulisan, Pedoman Teknis, Tugas Akhir, Mahasiswa Universitas Indonesia
  3. PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  4. Contoh Skripsi Hukum Konsep Green Banking
  5. Pelaksanaan Pemberian Santunan, Korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, PT. Jasa Raharja, Kantor Pelayananan Cabang Banten
  6. Sejarah Berdirinya PT. Jasa Raharja (Persero)
  7. METODE PENELITIAN
  8. HASIL ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI
  9. Kesimpulan
  10. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP PURCHASE INTENTION MELALUI VARIABEL MEDIASI BRAND IMAGE PADA STUDI KASUS SMARTPHONE ASUS (ZENFONE)
  11. Analisis Harmoni dan Interpretasi Lagu "Corat-Coret" Karya Mochtar Embut
  12. Penataan dan penguatan organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
  13. Pengertian Global Positioning System (GPS) atau Navstar
  14. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian
  15. Cara-Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan Sehingga Mendapat Sebuah Kesimpulan
  16. Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
  17. Kriteria Metode Ilmiah
  18. The Value-Added of Development Communication “Kampanye KB Oleh BPMPKB Provinsi DKI Jakarta”
  19. Skripsi Hukum Pidana Bab I Pendahuluan
  20. Skripsi Musik, Bentuk Musik, Fokus Permasalahan, Rumusan Masalah, Manfaat Penelitian, Pengertian Analisa Musik, Unsur-unsur musik, Harmoni, Tempo
  21. Pengelolaan Website, Internet dan Dunia Kerja, Aplikasi Website dalam Public Relations, Keuntungan Aplikasi Website, Internet Sebagai Media Publisitas, Mengelola Website, Efektivitas Website
  22. Apa Mitos Di Balik Pembuatan Skripsi
  23. Skripsi Tentang Kepemimpinan Perempuan Bab I
  24. Karya Tulis Tentang Imuninasi, Sistem Imun Dalam Tubuh Manusia, Antigen, Antibodi, Imunisasi dan Vaksinasi, Vaksin Campak
  25. Motivasi, Pengabdian pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Hubungan Sesama Profesi, Keyakinan pada Profesi, Kualitas auditor 
  26. Telaah Pustaka Pengaruh Faktor-Faktor Akuntabilitas Auditor dan Profesionalisme
  27. Analisis Eksternal, Analisis Internal, Bisnis Model Kanvas, SWOT, TOWS Matrix, Manajemen Strategi, Aspek Operasional, Aspek Pemasaran, Aspek Sumber Daya Manusia
  28. Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian, Objek Penelitian
  29. Profil Bisnis, Gambaran Umum Perusahaan, Visi, Misi, Logo Perusahaan, Makna Logo Perusahaan
  30. Analisis Lingkungan Bisnis, Analisis Pestel, Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Analisis 5 Forces Porter
  31. Implementasi Strategi, Membuat Perencanaan Strategis, Melakukan Pembenahan Internal, Mengembangkan media promosi
  32. Kesimpulan dan Saran, analisis internal dan eksternal
  33. Contoh Daftar Isi Skripsi
  34. Skripsi Public Relations dengan Judul Pentingnya Public Relations Untuk Pengembangan Bisnis
  35. Skripsi Virtual Private (VTN), Analisis Jaringan Virtual Private Network Point To Point Protokol
  36. Konsumsi Nasional Menuju Proses Penggelembungan (Bubble) yang Mengkhawatirkan
  37. Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian
  38. Pengaruh Etika Kerja, Komitmen Organisasi, Kinerja Pegawai, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah
  39. Pedoman Penulisan, Pembimbingan dan Ujian Skripsi Pelita Bangsa
  40. Latar Belakang, India Melirik Kearah Timur, Orientasi Hubungan Antar Negara Kawasan Asia, Look East Policy (LEP)
  41. Contoh Tesis, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, kerjasama Mekong, Ganga Cooperation Initiative
  42. Era Kolonial Inggris, Pasca Kemerdekaan, Pasca Perang Dingin
  43. Penggunaan Media Inovasi Intraoral Camera, Teknologi Kedokteran Gigi, Tinjauannya Berdasarkan Perpektif Islam
  44. Uni Eropa dan Kebijakan Perfilman, Implementasi Kebijakan Perfilman Uni Eropa: Pembiayaan, Manajemen dan Regulasi
  45. Lahirnya Kebijakan Perfilman Eropa, Perdagangan Global, WTO dan Perfilman Eropa, Perkembangan Terkini Kebijakan Perfilman Eropa
  46. Pembiayaan untuk Perfilman, Bantuan Film Referensi, Bantuan Film Panjang, Bantuan Film Panjang, TV Broadcast Restrictions
  47. PERSAINGAN, KERJASAMA DAN REARSI NEGARA DALAM LINGKUP KEBIJAKAN PERFILMAN EROPA
  48. Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar, inheren terjepit antara seni dan perdagangan.
  49. Daftar Bacaan, Kebijakan Film Uni Eropa berkembang antara kreativitas dan pasar
  50. Pemicu Munculnya Reformasi Tahun 1998 
  51. Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, Waktu dan Tempat Penelitian, Jenis Penelitian, Teknik Pengumpulan Data
  52. Landasan Teori, Teori Partai Politik
  53. Teori Partisipasi Politik
  54. Sejarah Ringkas Kelahiran PDI Perjuangan
  55. Kondisi politik PDI di bawah kekuasaan Orde Baru
  56. Visi dan Misi PDI Perjuangan
  57. Pengertian Public Area Section, Tugas dan Tanggung Jawab Public Area Attendant
  58. Persiapan Kerja Seorang Public Area, Standar penampilan, Standar perilaku dasar, Sikap Dasar, Syarat Khusus
  59. Analisis Literatur, Sejarah Asuransi di Dunia, Sejarah Asuransi di Indonesia, Tinjauan Umum Asuransi, Pengertian Asuransi, Jenis-Jenis Asuransi
  60. Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Price Earning Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
  61. Kopi adalah salah satu minuman yang disukai dan banyak dikonsumsi di dunia
  62. Pengertian Kepailitan | Subjec dan Objek Kepailitan | Pihak Pemohon Pailit | Debitor pailit | Persyaratan Debitor dinyatakan Pailit | Perdamaian dalam PKPU
  63. Persyaratan Profesional Auditor | Tanggung Jawab Terhadap Profesi | Definisi Indepedensi Akuntan Publik
  64. Consumer Behaviour | Consumer Attitude | Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Komputer Merek Acer
  65. Teknologi Internet Mempengaruhi Perkembangan Ekonomi | Pengaruh Orientasi Belanja Online | Pencarian Informasi Online
  66. Bahan PKL untuk Materi Perhotelan
  67. Skripsi Tentang Pangan, Tata Boga, Pengembangan Bisnis
  68. Protein, Masalah pada Protein Hewani, Berapa Banyak Protein, Keuntungan Protein Nabati, Komplementasi Protein
  69. Mutu Keberhasilan, Indikator Kebersihan Restroom, Definisi Kajian Hotel, Departemen-Departemen Yang Ada di Hotel
  70. Industri pariwisata di Indonesia sudah berkembang cukup pesat
  71. PENGARUH PENGAWET ALAMI DAN BUATAN PADA JAGUNG TERHADAP KESEHATAN TUBUH MANUSIA
  72. Cempedak sebagai Bahan Pangan Yang Multi Manfaat
  73. Fasilitas Hotel JW Marriott Jakarta
  74. Sejarah Singkat Hotel JW Marriott Jakarta, Struktur Organisasi Tata Graha di Hottel JW Marriott Jakarta
  75. Nama Alat Dan Obat Pembersih Serta Kegunaannya Untuk Hotel, Rumah Sakit 
  76. Cara Pengukuran Status Gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi
  77. Pengertian Maksud Tujuan dan Metode Penelitian | Jenis-Jenis Penelitian | Historis, Survey, Ex Post Factor, Eksperimen, Evaluasi, Pengembangan, Tindakan
  78. Penelitian Menurut Tempat, Lapangan, Kepustakaan, Laboratorium, Keilmiahan, Penelitian Pertanian, Penelitian Ekonomi, Fokus penelitian
  79. Fasilitas Yang Tersedia di Hotel Harris Untuk Meningkatkan Kepuasan Konsumennya
  80. Tugas dan Tanggung Jawab Tata Graha Departemen, Seksi-Seksi Pada Bagian Tata Graha, Seksi Linen dan pakaian seragam kerja (Linen dan Uniform section)
  81. Analisis SWOT, Strategi SO (Strenght and Opportunity), Strategi WO (Weakness and Opportunity), Strategi ST (Strength and Threat), Strategi WT (Weakness and Threat)
  82. Marketing Management, Marketing Mix, Distribution Channel, Segmented Marketing, Consumer Behaviour, Consumer Satisfaction, Customer Loyalty
  83. Pengertian Prosedur, Vendor, Piutang Usaha, Utang Usaha, Jenis-jenis Hutang, Pengendalian Internal Hutang Usaha, Tujuan Pemeriksaan Atas Hutang Usaha
  84. Gambaran Umum Perusahaan Kimia Farma, Arti Logo Kimia Farma, Struktur Organisasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
  85. Bisnis Utama Perusahaan dan Perkembangan Permintaan Konsumen
  86. Kerangka Konsep, Tradisi Penelitian, Perilaku, Landasan Teori, Komunikasi Massa, Komunikasi Konvensional, Intensitas Iklan, Brand Awareness
  87. Prosedur Pembuatan Film After Marriage
  88. Pengaruh Intensitas Iklan Netflix di Youtube, Harga dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Berlangganan di Kota Jakarta
  89. Destinasi Wisata Kota Ternate Maluku Utara
  90. Strategi Pemasaran Sosial Pada Program CSR Vaksin Covid-19
  91. Strategi Pencapaian, Pembuatan Aplikasi Pembangunan Kawasan Pedesaan
  92. Green Banking Penunjang Pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan lingkungan hidup bertujuan untuk Kelangsungan Perekonomian